Hal ini dikarenakan saat harga baru berlaku pada awal Januari 2016, harga minyak dunia masih bergerak lebih tinggi, yakni pada kisaran US$ 37 - 40 per barel.
"Sekarang posisi produk-produk yang dijual sudah plus (untung)," kata Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (24/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di 2015 Premium berapa bulan pada posisi minus, sekarang sudah plus. Akhir Maret kalau kelar pembukuan, kita akan sampaikan," terangnya. (mkl/wdl)











































