Pertamina Usul Harga Premium dan Solar Turun Rp 200-400/Liter

Pertamina Usul Harga Premium dan Solar Turun Rp 200-400/Liter

Michael Agustinus - detikFinance
Selasa, 29 Mar 2016 12:22 WIB
Pertamina Usul Harga Premium dan Solar Turun Rp 200-400/Liter
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengusulkan pemerintah menetapkan penurunan harga BBM jenis Premium dan Solar antara Rp 200-400/liter untuk periode 1 April 2016-30 Juni 2016.

Menurut survei yang dilakukan Pertamina, penurunan harga BBM sebesar itu sudah cukup memuaskan masyarakat pada umumnya.

"Pertamina mengusulkan, kita inginnya Rp 200-400/liter. Kita survei, masyarakat turun segitu sudah senang," kata Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang, usai disuksi di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Selasa (29/3/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan penurunan sebesar itu, Pertamina masih memperoleh profit dari penjualan Premium dan Solar. Surplus tersebut sangat cukup untuk menutup defisit jika harga keekonomian BBM naik pada periode 1 Juli 2016-30 September 2016, sehingga harga BBM tak perlu kembali naik jika harga minyak mengalami kenaikan di periode berikutnya.

"Sampai Juni kita akan ada profit lumayan. Jadi ketika nanti Juli-Agustus naik kita jamin harga BBM nggak naik. Jadi masyarakat lagi puasa, lebaran, liburan sekolah, tidak ditambahi beban lagi," tuturnya.

Dia memperingatkan, pada bulan Juli nanti ada puasa, hari raya Idul Fitri, dan libur panjang. Bila harga BBM naik pada momen-momen tersebut, tentu akan mendorong inflasi dan memberatkan masyarakat. Lebih baik sekarang harga BBM turun sedikit dan tak naik pada bulan Juli.

"Periode 3 bulan berikutnya adalah 1 Juli. Kita tau itu puasa, menjelang lebaran, dan liburan anak sekolah. Harga crude (minyak mentah) sudah mulai naik 10 hari belakangan, sekarang sudah US$ 41/barrel. Kalau rata-rata harga BBM nanti naik, apakah pemerintah siap bila harus melakukan perubahan harga BBM dan itu arahnya naik?" tanyanya.

Lagipula, penurunan harga BBM yang besar diyakininya tidak akan berdampak signifikan terhadap harga barang-barang pada umumnya. Sebaliknya kenaikan harga BBM akan selalu diikuti oleh harga barang-barang kebutuhan masyarakat.

"Selama ini terbukti kalau harga BBM turun, itu tidak otomatis diikuti penurunan harga barang-barang pokok. Januari kemarin turun lumayan besar, tapi harga beras, daging naik. Sebaliknya kalau harga BBM naik event cuma Rp 200/liter pasti harga-harga naik, terjadi inflasi," pungkasnya. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads