"Seperti yang Pak Menteri katakan, subsidi BBM akan digeser ke sektor produktif. Kita butuh melistriki desa-desa yang belum telistriki, program Indonesia Terang. Prioritasnya ke sana," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM, Sujatmiko, saat ditemui di Kantor CSIS, Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Rencana penghapusan subsidi BBM ini akan dibahas dalam rapat di Istana pada sore ini, bersamaan dengan rapat untuk membahas harga BBM periode 1 April 2016-30 Juni 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah berencana melakukan pencabutan subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar. Sekarang solar diketahui masih diberlakukan mekanisme subsidi tetap Rp 1.000 per liter.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, akan mengajukan pencabutan subsidi BBM kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) saat pembahasan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.
"Solar bisa hilang seluruhnya atau sebagian. Ini proposal kita," tegas Sudirman, pekan lalu.
Pada APBN 2016, anggaran subsidi untuk solar adalah sebesar Rp 16 triliun. Menurut Sudirman dana ini lebih berguna jika diginakan untuk efektif untuk program-program lain yang bersifat produktif.
"Masih ada subsidi Rp 1.000 per liter. Kalau digeser dapat Rp 16 triliun, itu jadi sumbangan untuk mempercepat program kesejahteraan. Artinya proses menggeser subsidi ke sesuatu yang produktif, itu harus," paparnya.
(ang/ang)











































