"Untuk gedung perkantoran, dengan perubahan perilaku sederhana saja, bisa diperoleh penghematan energi sampai kira-kira 20%," kata Direktur Utama EMI, Aris Yunanto, saat dihubungi detikFinance di Jakarta, Selasa (30/3/2016).
Perubahan-perubahan perilaku sedikit saja bisa menurunkan konsumsi listrik sampai 20%. Misalnya dengan mematikan komputer bila ditinggalkan untuk waktu yang lama, tidak membiarkannya dalam mode hybernate.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Air Conditioner (AC) yang terus menyala sepanjang jam kerja juga memboroskan energi, kadang AC tetap menyala saat ruangan dalam keadaan kosong.
Aris menyarankan agar gedung-gedung perkantoran menggunakan inverter, sehingga AC bisa mati secara otomatis saat tidak ada aktivitas di dalam ruangan.
"Dengan sedikit teknologi, memasang inverter, AC di ruangan jadi tidak memakan daya yang besar," paparnya.
Dia juga menyarankan supaya AC tidak dinyalakan sepanjang jam kerja. Ketika masih pagi atau sore hari, gedung perkantoran bisa memanfaatkan sirkulasi udara dari jendela. "Manfaatkan sirkulasi udara pagi-sore. Nggak mesti AC nyala terus 10 jam," cetus Aris.
Bila tak ingin terpapar sinar matahari, gedung perkantoran bisa menggunakan kaca double layer. Dengan begitu, sinar matahari yang masuk di pagi atau sore hari saat membuka jendela tidak menyilaukan.
"Dengan langkah-langkah sederhana itu, energi bisa dihemat, kelestarian lingkungan lebih terjaga, cadangan listrik PLN juga menjadi lebih banyak sehingga mencegah listrik 'byar pet'," tutupnya. (wdl/wdl)











































