Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengungkapkan, pertemuannya dengan Doris lebih banyak membahas rencana dan peluang bisnis Swiss di bidang pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).
"Kedatangan mereka ada 2 grup, 7 orang pemerintahan dan 8 orang dari entitas bisnis. Mereka mau tahu kebijakan energi kita seperti apa, masalah energi kita dianggap mereka jadi peluang (bisnis) mereka," kata Rida ditemui usai pertemuan di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (31/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang kata mereka di sana sudah 90% renewable energy. Rinciannya 60% dari hidro, 30% nuklir, sisanya 10% dari wind (angin) dan sebagainya. Buat mereka nuklir dianggapnya renewable juga," jelas Rida.
Meski ikut mengikutsertakan delegasi bisnis, sambungnya, belum ada rencana investasi EBT investor Swiss di Indonesia. Pertemuan baru membicarakan peluang-peluang saja. Kita target 2025 sebanyak 23% total energi adalah EBT, buat mereka itu peluang," ujarnya.
Dia menambahkan, tawaran Swiss tersebut meliputi pengembangan energi di sektor geothermal, surya, mikro hidro, dan angin (hns/hns)











































