Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengungkapkan, Leuthard yang datang bersama 8 pengusaha listrik Swiss tidak hanya menawarkan menjual teknologi EBT, namun juga serius membangun pabriknya di Indonesia.
"Mereka ini serius sekali tawarkan ke kita, tak hanya mau jualan barangnya saja, tapi juga bawa pabriknya ke sini, bukan sekadar jualan saja. Mereka juga tawarkan pelatihan install dan konsultasi pengembangan energi terbarukan yang cocok buat kita," katanya ditemui usai pertemuan dengan Leuthard di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (31/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kan masih ngobrol pemerintah ke pemerintah, meski ada businessman Swiss, mereka nggak ngobrol bisnisnya. Kalau sudah MoU dan working group baru pelaksanannya swasta yang bergerak. Mereka juga bilang akan cari patner lokal," jeas Rida.
Menurutnya, dari sejumlah investasi pabrik untuk pengembangan EBT, Swiss paling tertarik untuk membangun pabrik panel surya di Indonesia. Mengingat program percepatan EBT Indonesia untuk melistriki kawasan Timur jadi peluang paling menguntungkan buat Swiss.
"Paling besar minat mereka bangun pabrik PV (photovoltaics/panel surya). Tak hanya sekadar cell listrik, tapi sampai ke hulu manufakturnya misal di silikonnya, di semua tahapan mereka bisa. Mau yang besar atau yang hanya listriki 100 rumah, mereka juga bisa," tutupnya. (hns/hns)











































