Tanpa Petral, Impor Minyak Pertamina Hemat Rp 8,5 Triliun

Tanpa Petral, Impor Minyak Pertamina Hemat Rp 8,5 Triliun

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Senin, 04 Apr 2016 17:32 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - PT Pertamina (Persero) menghemat US$ 651 juta (Rp 8,5 triliun) dalam hal pengadaan minyak mentah dan produk minyak. Penghematan ini berlaku sampai 2017.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, mengatakan Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina telah menghasilkan tiga tahapan penting, yaitu Fase 1.0 atau fase Quick Win, Fase 2.0 atau fase World Class ISC, dan Fase 3.0 di mana ISC akan menjadi Talent Engine.

Dari Fase 1.0, ISC telah terbukti memberikan kontribusi ke kinerja Pertamina secara keseluruhan dengan dihasilkannya efisiensi sebesar US$ 208,1 juta sepanjang tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk Fase 2.0, terdapat enam inisiatif yang dikembangkan, yaitu pemilihan minyak mentah berdasarkan nilai keekonomian, penambahan list minyak mentah yang dapat diolah di kilang Pertamina, dan pembenahan kebijakan pengadaan, peningkatan volume minyak mentah domestik, optimasi pengolahan, serta penyederhanaan syarat dan ketentuan pengadaan sesuai dengan standar internasional.

"Dari inisiatif-inisiatif yang mulai dilakukan ISC tahun ini, Pertamina berpotensi dapat menciptakan nilai tambah dan efisiensi sebesar US$ 651 juta hingga 2017. Ini tentu sangat menggembirakan apabila ruang-ruang pembenahan dapat dioptimalkan sehingga mendatangkan benefit bagi Pertamina juga Indonesia," ujar Dwi dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (4/4/2016).

Semenyara itu, terkait terkait dengan proses likuidasi Petral Group yang terdiri zari Zambesi, Petral, dan PES, Dwi mengungkapkan pada Februari 2016 telah dilakukan formal likuidasi. Proses tersebut lebih cepat dibandingkan dengan target sebelumnya, yaitu Juni 2016.

"Setelah proses tax clearance dari tax authority Hong Kong, Zambesi dan Petral akan disolved dan proyeksi kami hal tersebut dapat tuntas pada pertengahan tahun ini. Untuk PES sendiri di bawah kontrol likuidator akan terlebih dahulu menuntaskan masalah utang piutang dan akan menyusul disolved," tutup Dwi. (ang/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads