Lalu, bagaimana nasib puluhan ribu pekerja itu setelah proyek pengembangan lapangan Banyu Urip rampung?
"Proyek Banyu Urip tahun ini selesai, sudah 98 persen. Berakhirnya proyek Banyu Urip akan membuat shock masyarakat skitar, 20 ribu pekerja akan kehilangan pekerjaan," kata Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu, Adriansyah, dalam diskusi di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (8/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya, para pekerja berharap proyek pengembangan Lapangan Jambaran-Tiung Biru yang juga berlokasi di Blok Cepu segera dimulai agar mereka bisa mendapat pekerjaan lagi.
"Ada tekanan sosial karena banyak working force yang tidak melakukan aktivitas apa-apa. Mereka sangat berharap proyek Jambaran-Tiung Biru bisa secepatnya, berharap proyek Jambaran-Tiung Biru bisa menggantikan," ujar Adriansyah.
Proyek Jambaran-Tiung Biru memang akan mulai dalam waktu dekat. Tetapi, kata Adriansyah, proyek ini tidak mungkin bisa menampung seluruh eks pekerja proyek Banyu Urip. "Konstruksi Jambaran-Tiung Biru kira-kira mulai 2017. Tapi kita tidak bisa serap 100%, kira-kira hanya 50-60% (eks pekerja Banyu Urip) bisa di Jambaran-Tiung Biru," katanya.
Pihaknya pun berupaya mencari jalan keluar. Pelatihan-pelatihan diberikan kepada para pekerja proyek Banyu Urip, diharapkan mereka bisa mendapatkan pekerjaan di luar proyek Pertamina.
"Kita beri mereka pelatihan-pelatihan agar tidak bergantung pada proyek kita. Jadi mereka bisa bekerja di proyek-proyek lain," tutupnya. (hns/hns)











































