Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumberdaya, Rizal Ramli, mengatakan pengelolaan blok gas tersebut diharapkan banyak melibatkan tenaga kerja dari Indonesia.
Diperkirakan dibutuhkan sedikitnya 380 ribu orang tenaga kerja di berbagai bidang dengan berbagai kualifikasi yang akan terlibat bila blok gas Masela ini beroperasi. Untuk itu, perlu dipersiapkan sumber daya manusianya agar kualifikasi yang diperlukan bisa dipenuhi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rizal mengatakan, keterampilan yang diberikan berupa keterampilan untuk memanfaatkan gas dari Masela ke dalam industri-industri turunan lebih lanjut.
Dengan pengusaan keterampilan yang lebih baik, banyak industri turunan yang memanfaatkan gas yang dihasilkan dari Blok Masela bisa tercipta. Dampak jangka panjangnya, nilai keekonomian gas yang dihasilkan dari Blok Masela akan jauh lebih besar.
"Kalau hanya ekspor LNG di laut dapatnya hanya US$ 2,5 miliar kemudian diekspor, paling kita hanya dapat US$ 2,5 miliar. Tapi kalau kita kembangkan jadi industri pupuk, petrokimia, multiplier effect-nya hampir US$ 8 miliar per tahun," ujarnya.
Hal ini, sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengembangkan kawasan di sekitar tempat berdirinya Kilang Gas Masela dapat menjadi kawasan Industri terintegrasi.
"Kita enggak mau lagi model sedot kemudian ekspor. Kita mau pengelolaan sumber daya alam seperti itu memiliki nilai tambahnya lebih besar," pungkas dia. (dna/ang)











































