25% Proyek 35.000 MW Pakai Energi Terbarukan, Ini Hambatannya

25% Proyek 35.000 MW Pakai Energi Terbarukan, Ini Hambatannya

Michael Agustinus - detikFinance
Selasa, 19 Apr 2016 16:48 WIB
25% Proyek 35.000 MW Pakai Energi Terbarukan, Ini Hambatannya
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Porsi energi baru terbarukan (EBT) di proyek listrik 35.000 MW mencapai 25% atau 8.750 MW. Bila pengembangan EBT lamban, tentu proyek 35.000 MW akan terkena imbasnya.

Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Rida Mulyana, mengungkapkan bahwa hambatan utama pembangunan pembangkit-pembangkit listrik dari EBT yang termasuk dalam proyek 35.000 MW adalah negosiasi harga listrik antara pengembang panas bumi sebagai produsen dengan PLN sebagai pembeli.

"Misalkan antara PLN dengan IPP (Independent Power Producer/produsen listrik swasta), ada harga di dalamnya," kata Rida saat ditemui di Double Tree Hotel, Jakarta, Selasa (19/4/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihaknya kini tengah menyiapkan Dana Ketahanan Energi (DKE) untuk mengatasi masalah itu. Bila sudah ada DKE, selisih antara harga yang ekonomis bagi produsen dengan harga yang terjangkau bagi PLN bisa disubsidi dengan DKE.

"Kita punya alternatif solusi untuk itu, misalkan dengan DKE. Kebetulan kemarin Pak Presiden (Jokowi Widodo/Jokowi) sudah merestui," ucapnya.

PLN khusus EBT juga tengah dirancang untuk menyerap listrik dari EBT. "Ada pembentukan PLN khusus EBT, itu kan solusi untuk masalah harga tadi," tukas dia.

Selain masalah harga, kendala lain adalah izin kehutanan. Bila masalah-masalah ini tak berhasil diselesaikan, maka proyek 35.000 MW pun pasti tak akan rampung 100%.

"Izin kehutanan kemarin-kemarin menjadi masalah. Tapi sekarang sudah mulai bagus. Tinggal berkoordinasi satu sama lain sesama stake holder," tutupnya. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads