Harga Minyak Rendah, ConocoPhilips Tunda Bonus dan Kenaikan Gaji

Harga Minyak Rendah, ConocoPhilips Tunda Bonus dan Kenaikan Gaji

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 21 Apr 2016 16:57 WIB
Foto: Reuters
Jakarta - Penurunan tajam harga minyak dalam dua tahun terakhir sangat berimbas pada keuangan perusahaan-perusahaan minyak, tak terkecuali perusahaan-perusahaan besar seperti Chevron dan ConocoPhilips.

ConocoPhilips Indonesia, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sekaligus operator Blok B Natuna Selatan, terpaksa menunda kenaikan gaji karyawan sebagai langkah efisiensi. Pemberian bonus juga ditiadakan.

"Menghadapi harga minyak dan gas dunia yang sedang rendah mengharuskan Manajemen ConocoPhillips mengambil langkah-langkah optimalisasi. Sejumlah tindakan yang diperlukan telah diambil oleh perusahaan dengan tujuan dapat mempertahankan bisnis dan operasi dalam masa sulit ini," kata Vice President Development & Relations ConocoPhilips Indonesia, Joang Laksanto, melalui surat elektronik kepada detikFinance di Jakarta, Kamis (21/4/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tindakan yang diambil termasuk mengevaluasi anggaran, pengeluaran, dan rencana-rencana terkait ketenagakerjaan dari semua proyek yang sedang berjalan maupun yang akan datang," ujarnya.

Dia menambahkan, langkah tersebut terpaksa diambil perusahaan untuk menghindari PHK dan menjaga budaya safety perusahaan.

"Semua tindakan yang dilakukan ini sejalan dengan arahan dari SKK Migas agar menelaah kegiatan-kegiatan untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pernurunan harga minyak dan gas yang terjadi saat ini untuk menghindari pemutusan hubungan kerja karyawan ConocoPhillips Indonesia," pungkasnya.

Langkah lebih jauh sebelumnya diambil oleh PT Chevron Pacific Indonesia. Chevron menawarkan opsi pengunduran diri bersifat sukarela (voluntary). Karyawan boleh mengambilnya atau tidak, tidak ada patokan jumlah pekerja yang harus pensiun dini, dan tidak ada paksaan.

Berbagai cara ditempuh oleh perusahaan-perusahaan migas yang menjadi KKKS di Indonesia untuk tetap bertahan di tengah harga minyak yang rendah. Efisiensi mau tak mau dilakukan karena harga minyak terjun dari level US$ 100 pada 2014 hingga di bawah US$ 40/barel saat ini. Penerimaan perusahaan-perusahaan migas pun anjlok hingga 60%-70%.

"Pasti harus efisiensi, kalau tidak nanti tidak bisa bertahan," kata Kadiv Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Elan Biantoro, saat dihubungi detikFinance.

KKKS juga memangkas biaya-biaya untuk perjalanan dinas, rapat, dan kegiatan operasional lainnya. Selain itu, KKKS juga mengurangi biaya investasi (capex) untuk pengembangan lapangan. Proyek-proyek yang keekonomiannya rendah ditunda (reschedule). (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads