Meskipun sempat mengalami kerugian atas ledakan reaktor nuklir Chernobyl, Belarus berani mengambil keputusan untuk mulai memanfaatkan energi nuklir.
Rencananya, negara bekas Uni Soviet itu mulai mengoperasikan PLTN di 2018 nanti.
"2 tahun lagi Belarus mengoperasikan PLTN. 2018 akan beroperasi padahal 30 tahun lalu mereka terkena dampak Chernobyl, mereka tetap maju. Kita tidak pernah kena dampak, nggak maju-maju," terang Kepala Pusdiklat Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Sudi Ariyanto saat diskusi 30 tahun tragedi Chernobyl di Kantor Pusat Batan, Jakarta, Selasa (26/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tidak harus takut. Kita bisa memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan manusia, untuk kesejahtetaan Indonesia," kata Sudi.
Berdasarkan temuan peneliti Batan, Pulau Bangka dinilai sangat cocok untuk dibangun PLTN. Hal ini dikarenakan minimnya risiko gempa bumi di daerah tersebut.
"Kami juga menemukan beberapa daerah yang minim gempa. 4 tahun terakhir survei di Bangka Belitung dan riset menunjukkan bahwa Bangka sangat pas untuk dibangun PLTN karena minim gempa," jelas Kepala Bidang Diseminasi Batan, Dimas Irawan
Pihaknya juga memiliki beberapa alternatif lokasi lain untuk pembangunan PLTN, namun masih dalam kajian. Studi ini dilakukan untuk menanggulangi risiko gempa bumi yang dikhawatirkan dapat merusak reaktor.
"Kami telah memiliki beberapa lokasi untuk menanggulangi risiko bencana," tutur Dimas.
Selama 50 tahun Batan melakukan berbagai risetnya dalam pemanfaatan nuklir dalam berbagai bidang. Batan pun siap membantu jika suatu waktu Pemerintah Indonesia membangun proyek PLTN.
"Ketika suatu saat Pemerintah Indonesia bersedia untuk bangun PLTN kami sudah siap," tutup Dimas. (hns/hns)











































