"Di rumah kita sering ruangan tidak digunakan tapi lampu digunakan, AC ruangannya kosong tetap dinyalakan. Saya juga mengalami itu," kata Sudirman, dalam jumpa pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (27/4/2016).
Sudirman bertekad mengubah kebiasaan-kebiasaan boros energi itu. Caranya sederhana saja, dia mengajak masyarakat untuk melakukan '3M', yaitu mencabut kabel, mematikan lampu, dan menaikkan suhu AC ke 25 derajat celcius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM, Farida Zed, menambahkan hanya dengan perubahan kebiasaan-kebiasaan yang sederhana dan tanpa biaya itu masyarakat bisa membuat memperoleh penghematan tagihan listrik 10%.
"Kalau di rumah tangga terasa, tagihan kita jadi lebih murah. Rata-rata yang sudah ikut program kita bisa menghemat Rp 200.000-400.000/bulan. Tergantung jumlah pemakaian listriknya," ujarnya.
Bila perubahan itu dilakukan secara masif oleh seluruh masyarakat, penghematan energi yang diperoleh bisa mencapai 3.500 MW. "Dengan kapasitas yang ada, kalau kita bisa menurunkan konsumsi listrik, target penghematan kita 10% atau 3.500 MW," kata Farida.
Penghematan energi itu tentu membuat subsidi listrik menurun, cadangan listrik PLN juga menjadi lebih kuat, bisa digunakan oleh negara untuk melistriki wilayah-wilayah yang selama ini masih gelap gulita. "Itu bisa kita gunakan untuk menambah konsumen baru yang belum mendapatkan listrik, kita bisa melistriki wilayah-wilayah yang belum terlistriki," ucapnya.
Ketua Tim Percepatan Percepatan Pengembangan EBT, Willy Syahbandar, menyatakan Kementerian ESDM akan mengkampanyekan penghematan energi ini lewat 'Gerakan Potong 10%'. Gerakan ini bakal diluncurkan pada 15 Mei 2016 mendatang.
"Tanggal 15 ini akan dicanangkan 'Gerakan Potong 10% dengan memanfaatkan car free day. Akan ada 1.300 partisipan, melibatkan masyarakat, juga PETA (Pejuang Energi Tanah Air). Bersama Kementerian ESDM, mereka akan jalan dari jalan Medan Merdeka Selatan sampai Bundaran HI jam 7 pagi sambil membagi-bagikan stiker, magnet, lampu hemat energi," pungkasnya. (wdl/wdl)











































