7 dari 11 Gardu Induk Tegangan Tinggi Pemasok Listrik ke Jakarta Kelebihan Beban

7 dari 11 Gardu Induk Tegangan Tinggi Pemasok Listrik ke Jakarta Kelebihan Beban

Michael Agustinus - detikFinance
Rabu, 04 Mei 2016 14:55 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Pasokan listrik ke Jakarta sebenarnya sudah aman, sudah melebihi beban puncak sebesar 7.293 MW di siang hari dan 6.468 MW di malam hari. Tetapi itu tidak membuat Jakarta bebas dari pemadaman listrik, warga Jakarta masih sering mengalami mati lampu.

Penyebabnya adalah Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET), Gardu Induk (GI), dan transmisi yang sudah kelebihan beban. Ada 11 GITET yang mendistribusikan listrik ke Jakarta, yaitu GITET Cilegon, Bekasi, Cawang, Depok, Cibinong, Gandul, KIT Muara Karang, Kembangan, KIT Lontar, Balaraja, dan KIT Priok. 7 dari 11 GITET sudah kelebihan beban (overload).

"Sebagian besar GITET untuk Jakarta memprihatinkan karena lebih dari 80% bebannya. Hanya 4 GITET yang bebannya masih kurang dari 70%, 7 GITET yang sudah overload. Kalau ada 1 yang terganggu saja, beban tak bisa dialihkan semuanya karena sudah penuh, ini mengakibatkan PLN tidak fleksibel dalam mengoperasikan ini," kata General Manager PLN Disjaya, Syamsul Huda, dalam diskusi dengan media di Kantor PLN Disjaya, Jakarta, Rabu (4/5/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari data PLN Disjaya, berikut data beban yang ditanggung oleh masing-masig GITET:

1. GITET Cilegon: 83%
2. GITET Bekasi: 91%
3. GITET Cawang: 96%
4. GITET Depok: 69%
5. GITET Cibinong: 84%
6. GITET Gandul: 99%
7. GITET KIT Muara Karang: 73%
8. GITET Kembangan: 94%
9. GITET KIT Lontar: 80%
10. GITET Balaraja: 57%
11. GITET KIT Priok 68%

Syamsul menerangkan, kondisi ini berbahaya karena pemadaman listrik tak terhindarkan ketika ada sedikit saja gangguan di GITET.

"GITET ibarat bus kota, penumpang dari 1 bus masih bisa ditampung bis lain ketika ada 1 bis mogok bila semua bis tak kelebihan beban. Tapi bila hampir semuanya penuh, maka ada yang tidak terangkut kalau salah satu mogok," imbuh Syamsul

Hanya 1 GITET yang masih sangat aman, yaitu Balaraja. KIT Priok, Muara Karang, dan Depok masih cukup ideal, punya cukup ruang untuk menanggung pengalihan beban apabila ada GITET lain yang mengalami gangguan. Sedangkan GITET lain sudah sangat tinggi bebannya, bahkan GITET Cawang bebannya sampai 99%.

Perlu GITET baru agar beban yang ditanggung masing-masing gardu bisa berkurang hingga di bawah 70%. Tetapi sulit untuk menambah GITET baru di Jakarta yang sudah padat penduduk dan sangat mahal harga tanahnya.

Untuk menyiasati sulitnya masalah pembebasan lahan ini, PLN telah menyepakati kerja sama dengan Pemda DKI Jakarta pada 15 Maret 2016 lalu. PLN dapat meminjam lahan milik Pemda DKI Jakarta untuk pembangunan gardu-gardu.

"MoU (Memorandum of Understanding) dengan Pemda sudah diteken pada 15 Maret 2016, kerja sama penyediaan infrastruktur listrik di Jakarta. Untuk mengalirkan listrik ke tengah kota nggak mungkin pakai infrastruktur saat ini. Bagaimana kita membangun GI kalau penduduknya sudah padat seperti ini? Makanya kita kerja sama dengan Pemda, kita bisa pinjam lahan mereka," tutupnya. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads