Dari delegasi Malaysia akan hadir Nick Wright (VP Serawak Energy Berhard), Dato Joseph (Anggota Parlemen Malaysia), Mohiudin Ghazali (Konsul Malaysia di Pontianak), Datuk Daniel Kinsik (Sekretaris Politik Menteri)
Sementara Cornelis akan didampingi oleh Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman, Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Djoko Abumanan, dan Bupati Bengkayang. Pertemuan ini akan membahas soal peningkatan kerja sama ekspor-impor listrik dari Malaysia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan, Indonesia sudah mulai mengimpor listrik dari Malaysia sebesar 50 MW sejak 20 Januari 2016. Kemudian pada 9 Mei 2016 pasokan listrik dari Malaysia meningkat sampai 75 MW, dan rencananya impor akan ditingkatkan lagi sampai 95 MW mulai 16 Mei 2016.
"Saat ini sudah 75 MW, tanggal 9 Mei kemarin 75 MW, 16 Mei nanti tambah lagi jadi 95 MW," tuturnya.
Berkat pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Bakun di Serawak, kini 6 kota dan kabupaten di Kalimantan Barat bebas dari pemadaman bergilit (byar pet). Sebelumnya, pemadaman terjadi 2 kali sehari selama 2 jam tiap pemadaman.
"Dampak dari interkoneksi ini menambah daya di Pontianak, Mempawah, Bengkayang, Singkawang, Sambas, Kubu Raya. Pemadaman bergilir sudah tidak ada," dia menjelaskan.
Tambahan suplai listrik dari Malaysia membuat daya mampu PLN di Kalbar kini meningkat hingga 325 MW, di atas beban puncak sebesar 307 MW.
"Daya mampu PLN sekarang meningkat menjadi 325 MW dengan beban puncak 307 MW," tukasnya.
Impor listrik dari Malaysia ini akan terus berlangsung setidaknya hingga 5 tahun ke depan. Setelah itu, impor masih mungkin dilanjutkan atau bisa jadi gantian Indonesia yang mengekspor listrik, tergantung kondisi dan negosiasi 5 tahun lagi.
"Perjanjian berlangsung sampai 2020. Lima tahun pertama kita impor, berikutnya tergantung negosiasi," tutupnya. (ang/ang)











































