ESDM: Gas RI Banyak Diekspor Akibat Kekurangan Infrastruktur

ESDM: Gas RI Banyak Diekspor Akibat Kekurangan Infrastruktur

Michael Agustinus - detikFinance
Jumat, 13 Mei 2016 10:07 WIB
ESDM: Gas RI Banyak Diekspor Akibat Kekurangan Infrastruktur
Foto: Ilustrasi oleh Mindra Purnomo
Jakarta - Indonesia punya cadangan gas bumi sebanyak 170 TSCF, diperkirakan baru akan habis sekitar 50 tahun lagi. Tapi, kekayaan gas bumi ini tidak dikelola dengan baik, manfaatnya untuk rakyat belum maksimal.

Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli melontarkan kritik bahwa Indonesia terlalu banyak mengekspor gas. Gas yang harusnya bisa digunakan untuk industri dan menjadi bernilai tambah tinggi malah diekspor mentah-mentah ke luar negeri, lalu Indonesia mengimpor barang jadi yang bahan bakunya adalah gas dari Indonesia sendiri.

Kementerian ESDM mengungkapkan, hal ini terjadi akibat minimnya infrastruktur gas bumi yang dimiliki Indonesia. Pemanfaatan gas di dalam negeri menjadi terbatas akibat ketiadaan infrastruktur, mau tak mau sebagian besar produksi gas akhirnya diekspor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi kita saat ini adalah 50% gas kita ekspor, karena infrastruktur kita belum cukup," kata Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, kepada detikFinance di Jakarta, Jumat (13/5/2016).

Agar gas dapat digunakan oleh industri di dalam negeri, perlu infrastruktur seperti pipa transmisi, pipa distribusi, FSRU, dan sebagainya. Tanpa itu semua, gas dari sumur produksi tak bisa dialirkan ke industri.

Maka pembangunan infrastruktur gas perlu digenjot supaya Indonesia tak lagi dikenal sebagai eksportir gas yang besar, tapi menjadi negara yang daya saingnya tinggi karena memanfaatkan kekayaan gas dengan baik.

"Kuncinya adalah di infrastruktur gas," tandas Wiratmaja.

Saat ini, total panjang pipa gas di Indonesia baru 9.876 kilometer (km), terdiri dari 5.150 km pipa transmisi dan 4.726 km pipa distribusi. Setidaknya perlu penambahan pipa hingga 16.000 km agar gas tak jor-joran diekspor lagi.

"Di road map kita butuh sekitar 16.000 km. Maka kita harus genjot terus pembangunannya," pungkasnya. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads