Lelang 16.000 MW dari Proyek 35.000 MW Sudah Terlambat 2 Bulan

Lelang 16.000 MW dari Proyek 35.000 MW Sudah Terlambat 2 Bulan

Michael Agustinus - detikFinance
Selasa, 17 Mei 2016 16:12 WIB
Lelang 16.000 MW dari Proyek 35.000 MW Sudah Terlambat 2 Bulan
Foto: Istimewa/dok PLN
Jakarta - Belum jelasnya revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016-2025, membuat lelang tahap kedua proyek 35.000 MW terhambat. Pada lelang tahap kedua tahun ini, ada 16.000 MW yang harusnya sudah dilelang sampai Maret 2016.

Tapi sampai hari ini belum ada sedikit pun yang dilelang karena RUPTL baru tak jelas. Kementerian ESDM mengungkapkan, harusnya revisi RUPTL sudah selesai sejak Januari 2016 lalu, tapi sampai hari ini PLN belum menyerahkan revisi RUPTL. Lelang yang harusnya mulai dari 2 bulan lalu pun belum berjalan.

"Asumsinya Januari sudah tanda rangan (RUPTL), maka triwulan I sudah mulai lelang, majunya cepatlah. Tapi ini mundur, yang mana siap lelang kan jadi mundur lagi. Untuk 2016 saya ada catatan, bahwa syaratnya untuk proyek 35.000 MW selesai 2019, lelang harus selesai semua (2016), sehingga ke depan tinggal bangun-bangun saja," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM, Sujatmiko, saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (17/5/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, dokumen RUPTL sangat penting agar para investor dapat mempersiapkan diri dengan baik. Pemerintah juga dapat memetakan masalah lahan atau tata ruang dan membantu penyelesaiannya dari jauh-jauh hari, bila RUPTL cepat selesai. Kemajuan proyek 35.000 MW juga bisa dipantau berdasarkan RUPTL.

RUPTL juga sangat krusial, karena merupakan acuan untuk pelelangan pembangkit. Sujatmiko khawatir, molornya RUPTL ini berdampak pada mundurnya jadwal operasi sejumlah pembangkit yang harusnya memasok listrik mulai 2018-2019.

"Kalau RUPTL molor berarti kan ada semacam pengunduran target yang tahun ini, katakanlah sudah bangun sekian jadi mundur sekian. Maka tahun depan harus ada program carryover atau take over yang tahun ini terlambat," pungkasnya. (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads