SKK Migas: Mudah-mudahan Harga Minyak Naik ke US$ 50/Barel

SKK Migas: Mudah-mudahan Harga Minyak Naik ke US$ 50/Barel

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 19 Mei 2016 13:34 WIB
Foto: Budi Hartadi
Jakarta - Kondisi harga minyak dunia yang jatuh membuat industri minyak lesu. Pemangkasan investasi hingga pengurangan karyawan dilakukan.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berharap, harga minyak bisa kembali naik lagi, setidaknya menyentuh US$ 50/barel.

"Ya mudah-mudahan naik terus dan sampai US$ 50. Sehingga kondisi-kondisi yang awalnya sulit jadi akan menjadi harapan ke depan," kata Wakil Ketua SKK Migas, Zikrullah, di kantornya, Jakarta, Kamis (19/5/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, sejauh ini para kontraktor migas di Indonesia masih terus berkomitmen melakukan eksplorasi, eksploitasi, hingga memproduksi minyaknya, meski harga sedang turun.

Dalam situasi harga yang turun saat ini, Zikrullah mengatakan, pihaknya ikut membantu perusahaan migas untuk meyakinkan pemegang saham dan kantor pusatnya, bahwa masih ada kesempatan bisnis. Ini terlihat dari harga minyak yang mulai naik.

Harga minyak US$ 50/barel menurut Zikrullah sudah sesuai dengan perhitungan di APBN 2016. Meski begitu, dia belum berani memastikan apakah harga US$ 50/barel bisa tercapai.

Saat ini di pasar internasional, harga minyak jenis Brent berada di US$ 48,06/barel, sedangkan jenis West Texas Intermediate (WTI) di US$ 47,45/barel.

Meski harga membaik, masih ada yang harus diperbaiki untuk membuat iklim investasi migas dalam negeri semakin menarik. Yaitu insentif pajak baru, dan juga perpanjangan masa eksplorasi. Namun Zikrullah tidak menjelaskan lebih detil soal insentif ini.

Namun perubahan aturan pajak ini penting, karena negara-negara tetangga Indonesia sudah melakukan perubahan untuk bisa menarik investor baru. (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads