Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Supriyatna Suhala, mengatakan bila pengusaha batu bara berguguran, maka pasokan batu bara bisa terganggu. Ini mengancam sektor kelistrikan yang membutuhkan batu bara untuk bahan bakar pembangkit listrik.
"Banyak persepsi mengatakan kalau batu bara murah itu kan bagus buat listrik kalau orang awam begitu berpikirnya, seharusnya kalau batu bara murah listrik turun dong. Kalau kitanya (batu bara) murah terus itu kan kita tidak survive di sektor hulunya kita bisa terpaksa menambang yang cetek-cetek saja," ujar Supriyatna, di Menara Kuningan, Jakarta, Kamis (19/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, APBI menyarankan pemerintah segera mengeluarkan kebijakan cost plus margin, yaitu harga batu bara ditambah dengan margin keuntungan. Dengan begitu, keuntungan usaha batubara lebih pasti saat kondisi harga rendah.
"Usulan dari APBI adalah cost plus margin, apa artinya jadi selalu harus dijamin perusahaan tambang itu harus tetap mendapatkan keuntungan yang wajar jangan biarkan mereka merugi terpaksa menutup operasinya," tuturnya.
Aturan ini memang menjadi salah satu kajian dari Kementerian ESDM. Namun belum diketahui progres pemberlakuan aturan ini. (wdl/wdl)











































