Pemerintah sedang menggenjot pemakaian energi baru dan terbarukan (EBT) supaya bisa mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Salah satunya adalah melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
"Kami sudah menyurati semua bupati yang sudah kita bangunkan (PLTS) beberapa sudah memberi laporan, beberapa lagi belum memberi laporan, karena mereka juga harus mengecek ke lapangan, kan kami bangun nggak dekat kota/kabupaten. Kami bangun di pelosok-pelosok yang jauh," ungkap Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana, kepada detikFinance, di Hotel Neo Plus Green Savana, Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/5/2016) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara umum, PLTS punya 3 komponen utama. Pertama adalah panel surya, berupa lempengan sel surya yang menyerap energi panas dari matahari, dan mengubahnya menjadi listrik.
Kedua, adalah baterai yang berfungsi menyimpan energi listrik agar bisa dimanfaatkan ketika tak ada sinar matahari, atau saat malam hari. Terakhir adalah inverter yang mengubah bentuk listrik dari DC menjadi AC, agar listrik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan peralatan elektronik di rumah.
Pemerintah, ujar Rida, ingin memperbanyak PLTS untuk menghasilkan listrik bagi daerah-daerah terpencil. Targetnya, akan ada PLTS yang dibangun dengan total kapasitas 5 gigawatt (GW). (wdl/wdl)











































