Direktur Utama PT Energy Management Indonesia (EMI), Aris Yunanto, menjelaskan konsumsi listrik di Indonesia belum efisien. Mulai dari rumah tangga, perkantoran, toko, pasar, industri, sampai pemerintah, melakukan pemborosan energi.
Apabila semua pihak melakukan penghematan, Indonesia bisa melakukan penghematan hingga Rp 160 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menghemat Rp 160 triliun dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Sektor industri potensi penghematan mencapai 10-30% atau sekitar Rp 107 triliun, penghematan dapat dilakukan dengan cara menambah aditif bahan bakar dan pengelolaan energi yang tidak terpakai.
"Waste heat recovery ini contohnya misal kita punya pabrik, nah pabrik kan punya boiler untuk pemanas itu kan saat memanaskan air untuk mengubah dari air yang dingin ke panas itu besar. Nah boiler kan ada uap panasnya yang tidak terpakai, kita pakai itu uapnya jadi airnya kan sudah lumayan hangat untuk ke panas nggak menggunakan energi banyak lagi," kata Aris.
2. Sektor transportasi potensi penghematan mencapai 15-35% atau sekitar Rp 8,5 triliun, penghematan bisa dilakukan dengan cara menambah aditif bahan bakar, perilaku menyetir, juga converter kit dari BBM ke gas.
"Perilaku dalam menyetir diperbaiki sering mengerem dan tarik egas itu kan tidak baik sebenarnya, tapi karena kondisinya di Jakarta macet jadi ya mau nggak mau makanya perlu teknologi di situ dengan menambah aditif ke BBM juga memasang converter kit dari BBM ke gas," tuturnya.
3. Sektor bangunan, komersial dan rumah tangga potensi penghematan 10-30% atau sekitar Rp 43 triliun. Penghematan ini bisa dilakukan dengan cara mematikan lampu saat ruangan tidak digunakan, tidak membiarkan peralatan elektronik terus stand by meski tak dipakai, menurunkan suhu ruangan atau memasang inverter pada AC, hal ini bisa dilakukan di rumah ataupun gedung perkantoran.
4. Sektor pertanian dan pertambangan potensi penghematan mencapai 25% atau sekitar Rp 2,5 triliun. Penghematan juga bisa dilakukan dengan cara menambah aditif bahan bakar juga mengefisiensikan alat-alat pertambangan yang sudah tua. (wdl/wdl)











































