Sah! Rosneft Bareng Pertamina Bangun Kilang Tuban

Sah! Rosneft Bareng Pertamina Bangun Kilang Tuban

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 26 Mei 2016 19:52 WIB
Sah! Rosneft Bareng Pertamina Bangun Kilang Tuban
Foto: Dana Aditiasari
Jakarta - PT Pertamina (Persero) dan Open Joint-Stock Company (OJSC) Rosneft Oil Company malam ini telah menandatangani framewok agreement terkait rencana kerja sama kedua perusahaan dalam pembangunan Grass Root Refinery Tuban dan peluang kerja sama di bisnis hulu lainnya.

Perjanjian yang diteken oleh Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi, dan VP for Refining Petrochemicals, Commerce and Logistics Rosneft, Didider Casimiro di Kantor Pusat Pertamina ini dihadiri oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.

Dalam sambutannya, Dwi mengaku sangat gembira dengan penandatanganan kerja sama ini. Sebab, sudah lama sekali Indonesia tidak membangun kilang baru. Kilang terakhir yang dibangun adalah Kilang Kasim di Sorong yang beroperasi mulai 1997.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah 26 tahun Indonesia tidak membangun kilang baru. Dua terakhir kilang yang dibangun adalah Kilang Kasim di Sorong yang on stream1997 dan Kilang Indramayu di Balongan 1994. Tentu saja proyeknya dimulai sebelum 1990," kata Dwi di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (25/5/2016).

Dwi menjelaskan, lelang telah dilakukan dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG), ada 6 faktor penilaian dalam proses seleksi. Rosneft akhirnya terpilih sebagai pemenang karena pengalamannya, kapabilitasnya, dan tawaran-tawarannya paling menguntungkan Pertamina.

"Rosneft menunjukkan keunggulan-keunggulan untuk bermitra dengan Pertamina. Rosneft adalah salah satu perusahaan migas terbesar di dunia dengan pengalaman signifikan di bidang kilang," ucap Dwi.

Tawaran dari Rosneft di antaranya adalah kerja sama di bisnis hulu migas di Rusia dan alih teknologi kilang.

"Rosneft menawarkan share, kita bisa ikut memiliki porsi produksi minyak mentah di Rusia. Rosneft juga menawarkan share knowledge termasuk desain kilang baru Tuban, sehingga penyelesaiannya (kilang) bisa dipercepat 7-12 bulan," tukasnya.

"Sesudah seremoni tanda tangan malam ini maka kami akan kick off untuk proses Bankable Feasibility Studies (BFS) dan start diskusi-diskusi untuk joint venture pembangunan kilang baru di Tuban," dia melanjutkan.

Pada kesempatan ini, Dwi juga menerangkan bahwa kilang baru sangat dibutuhkan karena saat ini 50% kebutuhan bahan kabar minyak (BBM) Indonesia harus dipenuhi dari impor.

"Kapasitas kilang kita adalah 1 juta barel per hari (bph) tapi secara efektif hanya 800 ribu bph. Dengan konsumsi gasoline 1,6 juta bph maka Indonesia harus mengimpor 50% kebutuhan," paparnya.

Agar impor BBM dapat ditekan, hingga 2025 Pertamina akan memodifikasi (upgrade) 4 kilang minyak yang sudah ada dan membangun 2 kilang baru, yaitu di Tuban dan Bontang.

"Total kapasitas kilang ditargetkan sampai 2025 adalah 2,23 juta bph. Pada minggu ini telah ada perkembangan berarti untuk Kilang Cilacap yang bekerja sama dgn Saudi Aramco. Dan juga telah digarap dengan berbagai persiapan untuk RDMP Balikpapan senilai US$ 2,6 miliar," tutup Dwi. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads