Perusahaan Rusia Ini Pernah Minat Kembangkan Energi Nuklir di RI

Perusahaan Rusia Ini Pernah Minat Kembangkan Energi Nuklir di RI

Michael Agustinus - detikFinance
Selasa, 31 Mei 2016 07:03 WIB
Foto: reuters.com
Jakarta - PT PLN (Persero) mengungkapkan ada investor berbagai negara antre ingin mengembangkan energi nuklir di Indonesia. Menurut PLN, sudah ada 23 calon investor dari berbagai negara yang siap membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Kementerian ESDM membenarkan hal itu, memang banyak perusahaan yang ingin membuat PLTN di Indonesia. Salah satunya adalah perusahaan asal Rusia, Rosatom, yang menyambangi Kementerian ESDM tahun lalu.

"Mungkin benar (sudah 23 investor yang berminat membangun PLTN). Rosatom pernah datang tahun lalu," kata Direktur Aneka Energi Kementerian ESDM, Maritje Hutapea, saat dihubungi detikFinance di Jakarta, Senin (30/5/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, para calon investor itu terpaksa harus pulang dengan tangan hampa, karena sampai detik ini pemerintah Indonesia belum mau membangun PLTN. Dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang disusun pemerintah, nuklir adalah sumber energi pilihan paling terakhir.

"Di Peraturan Pemerintah tentang KEN seperti itu, jadi masih belum bisa (membangun PLTN)," ucap Maritje.

Meski begitu, pengembangan energi nuklir bukannya tidak dilirik sama sekali oleh pemerintah. Berbagai kajian masih dilakukan, nuklir masih masuk pertimbangan. Bila listrik yang dihasilkan nuklir terbukti sangat ekonomis, tentu dapat mendorong daya saing industri di dalam negeri.

"Kami masih minta para ahli untuk menghitung-hitung, apa betul listrik dari nuklir murah harganya," dia menuturkan.

Secara terpisah, Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, menyatakan Indonesia harus segera mulai mengembangkan nuklir agar tak tertinggal dari negara-negara lain.

PLTN sudah digunakan di Eropa dan Amerika Serikat (AS) sejak lebih dari setengah abad untuk mendukung kemajuan industri, Indonesia harus berkaca pada keberhasilan mereka.

"Wajib dong (energi nuklir dikembangkan), semua orang di luar sudah. Nuklir itu hidup di Eropa dan Amerika dari 50-60 tahun lalu. Mereka berjaya industrinya karena energinya sangat murah lewat teknologi nuklir," dia mengungkapkan.

Sudah banyak investor yang berminat mengembangkan energi nuklir di Indonesia. Kesempatan ini, kata Sofyan, jangan disia-siakan. Daya saing industri di dalam negeri bisa diperkuat bila biaya listrik rendah.

"Banyak (calon investornya), sudah 23. Dari Amerika ada, China ada, Rusia ada. Prancis rajanya nuklir juga. Hampir semua negara menawarkan," pungkasnya. (wdl/wdl)

Hide Ads