Ini 3 Provinsi yang Paling Banyak Konsumsi BBM Jelang Lebaran

Ini 3 Provinsi yang Paling Banyak Konsumsi BBM Jelang Lebaran

Dina Rayanti - detikFinance
Jumat, 03 Jun 2016 13:22 WIB
Ini 3 Provinsi yang Paling Banyak Konsumsi BBM Jelang Lebaran
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - PT Pertamina (Persero) telah mengantisipasi lonjakan konsumsi BBM jelang lebaran, terutama di tiga provinsi, yaitu Jawa Tengah, Sumatera Barat, dan Lampung.

Hal ini dikarenakan tiga provinsi tersebut akan mengalami lonjakan yang padat pada saat arus mudik.

"Jateng, Sumbar, Lampung naik tinggi karena Jateng merupakan tujuan mudik, Sumbar ada tradisi Mudik Basamo. Para perantau dari Sumbar kalau lebaran jalan macet apalagi di Bukittinggi sehingga konsumsi BBM sangat tinggi. Kami sudah antisipasi," ujar General Manager Marketing Operation Region (MOR) 3, Jumali, di Gedung Pertamina, Jumat (3/6/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa antisipasi yang dilakukan Pertamina seperti membentuk satgas BBM, melakukan monitoring juga menambah armada mobil tangki di masing-masing terminal.

"Beberapa hal yang kami lakukan adalah dengan bentuk posko satgas BBM elpiji mulai dari Pusat, kantor regional sampai ke terminal BBM. Untuk pastikan stok aman kami lakukan monitoring stok apakah di terminal BBM, SPBU atau agen elpiji," jelas Jumali.

"Kemudian menambah armada mobil tangki di masing masing terminal BBM, mobil tanki ini urgen karena semuanya SPBU operasi 24 jam sehingga kami siap tambah stok," imbuh Jumali.

Selain itu juga Pertamina menyiapkan kantong mobil tangki BBM di lokasi tertentu khususnya di daerah yang macet.

"Menyiapkan kantong mobil tangki BBM di lokasi tertentu di beberapa daerah akan stuck alias macet total di pasar atau lainnya, sehingga kami siapkan tangki ready di sana untuk siap isi kantong BBM. MOR 3 ada 30 lokasi di daerah macet dan jalur wisata. Di MOR 1 kami siapkan di Bukittinggi," ungkap Jumali.

Pertamina memproyeksikan konsumsi bensin Premium selama H-15 hingga H+15 lebaran akan naik sebesar 15%, dari rata-rata harian normal 71.906 kiloliter (KL) menjadi 82.496 KL. (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads