"Besok kita ground breaking fasilitas penunjang proyek RDMP Kilang Balikpapan. Rumah tinggal pekerja kita pindahkan untuk kita tempatkan warehouse, ini bagian dari rangkaian, awal dari seluruh rangkaian proses yang akan dilakukan di RDMP Balikpapan. Kita mengundang Menteri ESDM dan jajarannya," kata VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, kepada detikFinance di Jakarta, Rabu (8/6/2016).
Proyek RDMP Balikpapan ini dikerjakan sendiri oleh Pertamina tanpa mitra, berbeda dengan RDMP Cilacap yang bermitra dengan Saudi Aramco, atau GRR Tuban yang bermitra dengan Rosneft.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"RDMP Balikpapan ini kita kerjakan sendiri, 100% milik Pertamina. Kita hanya butuh kontraktor untuk EPC (Engineering, Procurement, and Construction), kita lakukan seleksi untuk itu. Persiapan EPC dan sebagainya butuh 7-9 bulan, mungkin mulai akhir 2016 atau 2017," tutur Wianda.
Proyek RDMP Balikpapan yang direncanakan mulai konstruksi di 2017 akan dibagi dalam 2 tahap dan selesai seluruhnya pada 2021.
"Pengerjaannya kita bagi dalam 2 tahap, pertama yang menghasilkan Euro 2, kedua yang menghasilkan Euro 4. Harapannya kurang dari 5 tahun sudah selesai, sekitar 2020 atau 2021," Wianda menjelaskan.
Dengan modifikasi ini, kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dihasilkan akan meningkat kualitasnya hingga Euro 4, kapasitas produksi kilang juga bertambah 100.000 barel per hari (bph) menjadi 320.000 bph.
"Konstruksi dimulai 2017, 2021 bisa rampung. Kapasitasnya akan naik menjadi 320.000 bph pada 2021, naik sekitar 100.000 bph," katanya.
Wianda menambahkan, selain ground breaking fasilitas penunjang RDMP Balikpapan, Sudirman Said juga akan meresmikan jaringan gas kota (jargas) dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) milik Pertamina di Balikpapan.
"Pada saat yang sama juga akan ada peresmian jargas dan SPBG," pungkasnya. (drk/drk)