Menko Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan proyek tersebut bisa kembali berjalan setelah ada bantuan dari pemerintah.
"Artinya ada guarantee-nya. Jadi bukan murni 100% hanya swasta saja, ada peran pemerintah juga di situ," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (8/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karena itu kan jadi. Kalau sudah financial closing itu sudah siap membangun itu. Oleh karena itu Presiden menganggap lebih bagus kalau (tanda tangan kerja sama) di Istana. Istana itu kan dampaknya besar. Itu kapasitasnya juga besar itu Batang itu," kata Darmin.
PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) yang menggarap proyek ini adalah konsorsium dari Electric Power Development Co., Ltd. (J-Power) dengan PT Adaro Power (AP) dan Itochu Corporation (Itochu).
Total investasi dari proyek ini sekitar US$ 4,2 miliar atau sekitar Rp 54,6 triliun (kurs Rp 13.000), dan BPI akan menerima pembiayaan proyek sekitar US$ 3,4 miliar dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan sindikasi 9 (sembilan) bank komersial, yaitu: SMBC, BTMU, Mizuho, DBS, OCBC, Sumitomo Trust, Mitsubishi Trust, Shinsei dan Norinchukin. (ang/hns)











































