Preman-preman ini tak segan-segan menganiaya para pekerja Pertamina untuk mendapatkan 'jatah'. Ini membuktikan, TBBM Pertamina yang termasuk objek vital nasional (obvitnas) ternyata belum aman.
"Di daerah-daerah yang jauh dari perhatian kita ini harus dijaga. Ada beberapa kasus kekerasan lain yang dihadapi oleh pekerja-pekerja Pertamina karena di lokasi banyak preman, yang selama ini dengan pihak-pihak tertentu bisa mendapat jatah," tutur VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, kepada detikFinance di Jakarta, Jumat (10/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Preman-preman juga leluasa keluar masuk di TBBM Bitung, Manado. Di Medan, pipa BBM Pertamina di-tapping alias disambung secara ilegal, BBM dari pipa tersebut dicuri lewat sambungan ilegal. Para pekerja Pertamina sulit menertibkannya karena preman-preman ini melakukan teror.
"Ada juga kasus kekerasan di Instalasi Medan Grup sering sekali pipa BBM kita di-tapping. Di Bitung, Teluk Kabung, preman-preman berani masuk ke fasilitas Pertamina," ujar Wianda.
Pihaknya meminta aparat penegak hukum memberikan jaminan keamanan terhadap fasilitas-fasilitas maupun pekerja Pertamina. Kalau negara tak bisa menjamin keamanan, pasokan BBM bisa terhambat.
"Premanisme ini leluasa melakukan ancaman, ada komplotan-komplotan tertentu yang bekerja, makanya kita minta jaminan keamanan dari kepolisian," tutupnya. (wdl/wdl)











































