Tapi di sisi lain, DPR juga meminta pemerintah menunda pencabutan subsidi untuk 18 juta dari 22 juta pelanggan listrik rumah tangga 900 VA, alias tidak ada kenaikan tarif listrik 900 VA tahun ini.
Subsidi sudah pasti tak cukup, dana sebesar Rp 38,39 triliun hanya memadai apabila pencabutan subsidi untuk 18 juta pelanggan 900 VA dilakukan sejak awal tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, kita harus cari pinjaman," kata Direktur Utama PLN Sofyan Basir dalam sela-sela rapat dengan Komisi VI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (20/6/2016).
Sofyan mengaku tak akan kesulitan meski harus mencari utang hingga triliunan rupiah demi menutup kekurangan dana subsidi listrik. Sebab, PLN masih punya banyak ruang untuk mengambil kredit. "(Utang) sudah siap, kita punya plafon yang besar sekali," ucapnya.
Namun penggunaan utang untuk menutup subsidi ini tentu berdampak negatif. Utang yang harusnya bisa digunakan untuk membangun pembangkit listrik, transmisi, dan gardu induk proyek 35.000 MW akhirnya hanya untuk 'nombok' subsidi saja.
"Iya (berdampak pada keuangan PLN)," ujarnya singkat.
Pihaknya berharap ada keputusan anggaran yang bijak agar proyek 35.000 MW tak sampai terganggu, tapi PLN dan masyarakat juga sama-sama tidak terbebani.
"Iya, makanya nanti kita bicarakan dulu di sini (di DPR)," tutupnya. (ang/ang)











































