"Kemajuan aktual 35.000 MW dari 85 lokasi pembangkit per 25 Mei 2016 adalah 24,9%," kata Sudirman dalam rapat kerja di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (21/6/2016).
Perkembangan ini dihitung berdasarkan asumsi kondisi ideal tahapan pembangunan pembangkit listrik. Dalam asumsi kondisi ideal, pembangunan dimulai dengan penetapan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), dilanjutkan dengan persiapan lelang selama 3 bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahapan selanjutnya adalah pembebasan lahan dan penyelesaian perizinan selama 6-12 bulan, lalu financial close (FC). Kalau itu semua rampung, perkembangan sudah 40%. Tahapan terakhir adalah konstruksi dan pengujian pembangkit selama 6-54 bulan, tergantung jenis pembangkitnya.
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) konstruksi hingga pengujiannya memakan waktu kira-kira 36-54 bulan, tapi ada juga pembangkit yang bisa disiapkan jauh lebih cepat, misalnya pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) yang bisa rampung dalam 12-24 bulan.
Menurut data ESDM, pembangkit yang sudah sampai tahap PPA alias kontrak sudah 18.000 MW atau 49%, sisanya hampir 19.000 MW belum PPA.
Sedangkan untuk jaringan transmisi, dari 46.597 kilometer sirkit (kms) transmisi yang harus dibangun, 2.792 kms telah selesai dan difungsikan. Lalu 16.712 kms masih konstruksi, dan 27.093 kms masih pra konstruksi. (ang/ang)











































