Agar Premium dapat segera dihapus, Pertamina berupaya mendorong masyarakat berpindah ke BBM RON 90 atau Pertalite yang harganya tak jauh beda dibanding Premium, tapi kualitasnya lebih baik.
Bila permintaan premium bisa makin ditekan, lama kelamaan dengan sendirinya akan hilang dari pasaran karena tidak ada pengusaha SPBU yang mau menjualnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada 2 sisi, positif dan negatif. Positifnya, kalau premium dihapus maka udara lebih bersih. Ke depan kita memang menuju Euro 4," kata Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (21/6/2016).
Lalu dampak negatif yang bisa saja terjadi ialah meningkatnya impor BBM. Sebagian besar BBM jenis Pertamax series saat ini masih harus diimpor, hanya sebagian kecil yang dapat diproduksi kilang-kilang Pertamina.
Agar hal itu tidak terjadi, Pertamina harus mengkonversi kilang-kilangnya terlebih dahulu, dari memproduksi Premium ke Pertalite dan Pertamax. Kalau kilang sudah dipersiapkan, maka penghapusan Premium tidak akan menjadi masalah ketika konsumsi bensin RON 88 itu sudah tinggal sedikit.
"Sisi yang harus dipertimbangkan, kilang-kilang Pertamina apakah sudah siap atau belum. Kalau sudah siap bagus banget. Kita harus siapkan dulu kilang-kilangnya," tutupnya. (ang/ang)











































