Untuk mengamankan pasokan minyak dalam negeri dan menjaga ketahanan energi nasional, PT Pertamina (Persero) sebagai satu-satunya BUMN perminyakan harus mengakuisisi blok-blok migas di luar negeri.
Salah satu negara yang sumber-sumber minyaknya dibidik oleh Pertamina adalah Iran. Kerja sama pengelolaan blok migas dengan National Oil Company (NOC) di sana tengah dijajaki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam, mengungkapkan bahwa sebentar lagi Pertamina akan menandatangani kesepakatan kerja sama pengelolaan blok migas di Iran.
"Iran kita mulai lakukan pembicaraan. Pekan depan MoU (Memorandum of Understanding) di Iran," ujarnya.
Di Iran, blok yang diincar Pertamina punya cadangan minyak sampai miliaran barel. "Di Iran kalau kita bisa deal, itu luar biasa. Dua aset di sana saja cadangannya hampir 4 miliar barel," ungkap Alam.
Saat ini Pertamina sudah 'ngebor' minyak di Aljazair, Irak, dan Malaysia. Beberapa negara di Afrika Barat, Timur Tengah, dan Asia Barat tengah dijajaki. Di Rusia, ada rencana kerja sama dengan Rosneft untuk mengelola blok migas.
Pertamina menargetkan bisa meningkatkan produksi minyak mentah dari saat ini sekitar 300.000 barel per hari (bph) menjadi 943.000 bph pada 2030. Dari produksi 943.000 bph di 2030 tersebut, 337.000 bph akan berasal dari sumur-sumur minyak di luar negeri. (ang/ang)











































