Lelang sudah mencapai tahap akhir, tinggal tersisa 2 calon dan PLN tinggal menunjuk pemenang. Tapi, Direksi PLN memutuskan membatalkan lelang pengadaan tersebut.
Kini PLN berencana menunjuk anak usahanya untuk membangun PLTU Jawa 5. Ada 2 anak usaha PLN yang berpeluang ditunjuk, yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dan PT Indonesia Power.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalau PLN langsung menunjuk PJB atau Indonesia Power tanpa lelang ulang, jadwal konstruksi PLTU Jawa 5 bisa dikejar. PLTU Jawa 5 pun bisa selesai dalam waktu sekitar 4 tahun, dan mulai beroperasi di 2019 atau 2020.
"Kalau kita tender prosesnya 8 bulan, kemudian menunggu financial closing 12 bulan lagi, padahal kan target selesai di 2019-2020. Untuk itu dipertimbangkan anak usaha PLN, bisa PJB atau Indonesia Power, bekerjasama dengan swasta supaya prosesnya bisa lebih cepat," kata Direktur Pengadaan PLN, Supangkat Iwan Santoso, saat ditemui di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (12/7/2016).
Tapi anak usaha PLN tak akan sendirian karena pembangunan PLTU Jawa 5 butuh dana sangat besar, diperkirakan mencapai Rp 30 triliun. Anak usaha PLN akan bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk membangun pembangkit 2.000 MW ini.
Iwan memberi sinyal tidak akan menggandeng perusahaan dari China untuk pembangunan PLTU Jawa 5 ini. "Di Jawa Bagian Barat ini kan sudah didominasi oleh pembangkit-pembangkit China, diharapkan nanti dari Jepang atau Eropa. Lokal pun banyak yang mau juga, kalau bisa lokal lebih bagus," dia menuturkan.
Iwan yakin anak usaha PLN dan swasta yang digandeng tak akan kesulitan untuk mencari dana pembangunan PLTU Jawa 5. "Masalah pendanaan, dana itu bisa dari mana saja," tutupnya.
Sebagai informasi, pembangunan PLTU Jawa 5 direncanakan sejak tahun 2014 saat PLN masih dipimpin oleh Nur Pamudji, dan sudah masuk dalam RUPTL 2016-2025. Calon pembangkit terbesar di Asia Tenggara ini ditujukan untuk menghindarkan Pulau Jawa dari ancaman krisis listrik di 2019.
Rencananya PLTU Jawa 5 sudah mulai konstruksi akhir 2016. Dalam RUPTL, PLTU Jawa 5 dijadwalkan bisa mulai beroperasi penuh dan memasok listrik (Commercial Operation Date/COD) di 2019.
Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, pernah mengungkapkan alasannya membatalkan lelang. Dia menilai bahwa kontraktor-kontraktor calon pemenang lelang kurang meyakinkan, kurang pas. Keraguan inilah yang membuat pihaknya memilih untuk membatalkan lelang.
"Dibatalkan kalau lelang PLTU Jawa 5. Kalau anda bosnya, kontraktornya anda tahu nggak pas, menurut anda baiknya dijalankan atau dibatalkan?" kata Sofyan, beberapa waktu lalu. (wdl/wdl)











































