Harga Minyak RI Turun Tipis Jadi US$ 44,5/Barel di Juni

Harga Minyak RI Turun Tipis Jadi US$ 44,5/Barel di Juni

Michael Agustinus - detikFinance
Selasa, 12 Jul 2016 17:07 WIB
Harga Minyak RI Turun Tipis Jadi US$ 44,5/Barel di Juni
Foto: BBC
Jakarta - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) pada Juni 2016 lalu turun tipis menjadi US$ 44,5/barel, dari posisi sebelumnya sebesar US$ 44,68/barel.

Sementara harga minyak jenis SLC turun US$ 3,82/barel menjadi US$ 45,64/barel di Juni 2016.

Demikian keterangan dari Tim Harga Minyak, Kementerian ESDM, Selasa (12/7/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional di Juni 2016 dibandingkan Mei 2016 mengalami peningkatan menjadi sebagai berikut:
  • Brent (ICE) naik sebesar US$ 2,28 per barel dari US$ 47,65 per barel menjadi US$ 49.93 per barel.
  • WTI (Nymex) naik sebesar US$ 2,06 per barel dari US$ 46,80 per barel menjadi US$ 48.85 per barel.
  • Basket OPEC naik sebesar US$ 2,61 per barel dari US$ 43,21 per barel menjadi US$ 45.82 per barel.
Harga minyak mentah utama di pasar Internasional mengalami penguatan, diakibatkan oleh beberapa faktor yakni:
1. Terdapat revisi turun proyeksi surplus suplai minyak dunia terhadap permintaan minyak pada semester I-2016 menjadi di kisaran 0,8 juta barel per hari (Publikasi International Energy Agency/IEA Juni 2016) dibandingkan 1,5 juta barel per hari (IEA Januari 2016).
2. Tingkat permintaan minyak dunia pada kuartal I dan kuartal II-2016 direvisi naik masing–masing 0,2 juta barel per hari (Publikasi IEA Juni 2016) menjadi berturut-turut 95,17 dan 95,48 juta barel per hari dibandingkan publikasi IEA Mei 2016.
3. Produksi minyak dunia Mei 2016 mengalami penurunan dibandingkan April 2016, baik dari negara-negara OPEC maupun Non OPEC, sebesar 0,8 juta barel per hari menjadi 95,4 juta barel per hari (publikasi IEA Juni 2016) dan sebesar 0,7 juta barel per hari menjadi 94,5 juta barel per hari (Publikasi MOMR OPEC Juni 2016).
4. Terdapat penurunan produksi minyak mentah dan stok minyak mentah komersial Amerika Serikat pada akhir Juni 2016 dibandingkan pada akhir Mei 2016 (EIA 29 Juni 2016):
  • Produksi minyak mentah turun sebesar 113 ribu barel per hari menjadi 8,622 juta barel per hari, terendah sejak September 2014.
  • Stok minyak mentah komersial turun 9,1 juta barel menjadi 526,6 juta barel.
5. Throughput minyak mentah kilang dunia pada Juni 2016 naik 1 juta barel per hari menjadi 79,4 juta barel per hari dibandingkan Mei 2016 (Publikasi IEA Juni 2016).
6. Terdapat penurunan oil rig di dunia (kecuali China dan FSU), hingga mencapai 19 rig di Mei 2016 dibandingkan April 2016 menjadi 1.038 rig (Publikasi OPEC MOMR Juni 2016).

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi, antara lain:
  • Pertumbuhan permintaan minyak tahunan India pada April 2016 naik 0,4 juta barel per hari menjadi 4,5 juta barel per hari dari 4,1 juta barel per hari pada April 2015. Proyeksi pertumbuhan tahunan India pada 2016 sebesar 0,4 juta barel per hari dan merupakan pertumbuhan permintaan minyak tertinggi di dunia (Publikasi IEA Juni 2016).
  • Produksi minyak China pada April 2016 kembali turun 55 ribu barel per hari dibandingkan Maret 2016 menjadi 4,04 juta barel per hari, melanjutkan penurunan sejak akhir tahun 2015 (Publikasi IEA Juni 2016).
Menurut Tim Harga Minyak Indonesia, ICP SLC dan ICP rata-rata Minyak Mentah Indonesia tidak sejalan dengan membaiknya harga minyak mentah dunia, hal ini mengingat di Juni 2016 terdapat koreksi harga minyak mentah SLC di pasar. ICP SLC pada Mei 2016 meningkat cukup tajam dibandingkan April 2016 sebesar US$ 12,21 per barel (disebabkan adanya penawaran yang tinggi terhadap Minyak Mentah SLC oleh trading company di pasar), sedangkan harga minyak mentah utama dunia lainnya (WTI, Brent, Basket OPEC) hanya meningkat di kisaran US$ 4,31-US$ 5,67 per barel.

Selanjutnya koreksi harga pasar minyak mentah SLC, pada Juni 2016 mengalami penurunan yang mengakibatkan ICP SLC turun US$ 3,82 per barel dibandingkan Mei 2016. Di lain pihak, terdapat 17 ICP dari 52 ICP Minyak Mentah Indonesia yang mengacu pada ICP SLC, sehingga berdampak menurunnya rata-rata ICP Minyak Mentah Indonesia. (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads