RI Bisa Jadi Contoh Bagi Reformasi Energi

RI Bisa Jadi Contoh Bagi Reformasi Energi

Dana Aditiasari - detikFinance
Selasa, 19 Jul 2016 13:31 WIB
RI Bisa Jadi Contoh Bagi Reformasi Energi
Foto: Dana Aditiasari-detikFinance
Jakarta - Sebuah lembaga dunia, International Energy Agency (IEA) melaporkan, 6,5 juta orang orang meninggal di seluruh dunia akibat polusi dan kualitas udara yang buruk yang dihasilkan dari penggunaan sumber energi yang tidak ramah lingkungan.

Kondisi ini jelas memberi dampak yang besar pada keberlanjutan ekonomi di sebuah negara. Demikian disampaikan Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol dalam acara Indonesia Launch of World Energy Outlook (WEO) 2016 di Hotel Indonesia Kempinsky, Jakarta, Selasa (19/7/2016).

Selain kematian yang artinya menurunkan jumlah tenaga kerja, lanjut dia, penurunan kualitas kesehatan masyarakat juga mengharuskan Pemerintah sebuah negara harus mengeluarkan biaya-biaya yang seharusnya bisa digunakan untuk membiayai pembangunan yang lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kualitas kesehatan yang buruk, membuat produktivitas sebuah negara juga menurun. memberi tantangan tersendiri bagi peningkatan daya saing sebuah negara," kata dia dalam kesempatan tersebut.

Menurutnya, ada 3 cara yang bisa ditempuh sebuah negara untuk menekan emisi hasil pembakaran bahan bakar fosil penyebab polusi yang juga penyebab kematian.

Pertama, kata dia, adalah pemangkasan subsidi energi. "Pemangkasan subsidi energi, bukan saja dapat menekan penggunaan energi fosil pada kendaraan dan transportasi. Tetapi juga memberikan kelonggaran pada keuangan sebuah negara untuk mengembangkan sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan," kata dia.

Kedua, adalah meningkatkan efisiensi penggunaan energi. Efisiensi yang dimaksud bisa dilakukan lewat penggunaan teknologi yang lebih baik dalam hal penyediaan energi. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan penyediaan transportasi publik yang memadai untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Harapannya konsumsi bahan bakar bisa ditekan dan pada akhirnya polusi sisa pembakaran bahan bakar fosil juga bisa ditekan.

Ketiga adalah melakukan reformasi penggunaan energi dari yang semula mengandalkan bahan bakar fosil seperti batubara dan bahan bakar minyak menjadi energi baru terbarukan (EBT) dan energi bersih seperti gas.

"Indonesia bisa menjadi contoh negara lain di dunia dalam penerapan 3 strategi pengurangan polusi ini. Diharapkan akan lebih banyak negara di dunia menerapkan hal serupa," tandas dia.

Direktur Eksekutif IEA juga memberikan pujian pada langkah-langkah reformasi energi Indonesia.

"Indonesia merupakan contoh bagus dari reformasi energy policy, dan di berbagai forum Internasional saya sering menyebut kisah sukses Indonesia mereformasi sektor energinya," tuturnya. (dna/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads