Berbeda dengan lelang blok migas di tahun-tahun sebelumnya, lelang kali ini menawarkan skema baru, yaitu open bid split agar lebih menarik bagi para investor. Dalam lelang blok migas, biasanya split (bagi hasil) antara pemerintah dan kontraktor, maupun signature bonus (bonus tanda tangan) sudah ditentukan, tidak bisa ditawar.
Bagi hasil minyak biasanya 85% untuk pemerintah dan 15% untuk investor (85:15). Namun sekarang, investor bisa mendapat bagian lebih dari 15%, agar blok migas menjadi lebih ekonomis. Insentif ini diberikan karena harga minyak sedang anjlok hingga kisaran US$ 50/barel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menilai langkah yang dilakukan pemerintah ini sudah bagus. Dia menambahkan, skema open bid split memang cocok untuk dilakukan di Indonesia karena data-data potensi migas umumnya belum benar-benar akurat.
Tanpa data potensi migas yang akurat, investor tidak bisa menghitung risiko dan proyeksi pendapatan dengan baik. Maka sebaiknya untuk seterusnya blok-blok migas yang datanya tidak lengkap ditawarkan dengan skema open bid split.
"Kita memberi pertimbangan, kalau datanya tidak lengkap sebaiknya split ditawarkan, tidak fix 85:15. Ini pengalaman yang kita lihat di beberapa negara di dunia. Data yang mendukung di WK (Wilayah Kerja/blok) masih minim, bagaimana memproyeksikan risiko dan potensinya dengan baik? Jadi sebaiknya split ditawarkan pada kontraktor," kata Kepala Divisi Humas SKK Migas, Taslim Yunus, dalam Media Gathering di Hotel Sheraton, Bandung, Selasa (19/7/2016).
Dia juga memeri masukan, sebaiknya pemerintah mempertimbangkan jumlah cadangan dan tingkat kesulitan tiap blok. Semakin kecil cadangan dan semakin tinggi tingkat kesulitan suatu blok, bagian untuk kontraktor harus semakin besar agar ekonomis.
Sebaliknya, semakin mudah dan semakin besar cadangan suatu blok maka bagi hasil yang diperoleh pemerintah harus semakin besar. Dengan cara ini, Taslim yakin lelang blok migas tak akan sepi seperti tahun lalu.
"Split sedapat mungkin gradual. Kalau reserve (cadangan) kecil, bagian kontraktor besar. Kalau cadangan besar, bagian kontraktor kecil karena ada skala keekonomian di sana. Itu namanya sliding scale," tutupnya. (wdl/wdl)











































