Menteri ESDM Tegur Keras Bos PLN Soal Apa?

Menteri ESDM Tegur Keras Bos PLN Soal Apa?

Michael Agustinus - detikFinance
Jumat, 22 Jul 2016 13:45 WIB
Foto: M. Iqbal
Jakarta - Pada pukul 07.00 WIB pagi ini, Menteri ESDM, Sudirman Said, mengadakan acara coffee morning di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Kuningan, Jakarta Selatan. Acara ini dilakukan untuk sosialisasi Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016-2025.

Direksi PLN juga turut diundang dalam acara ini. Namun, hanya 1 orang direktur PLN yang hadir, yaitu Direktur Perencanaan PLN, Nicke Widyawati. Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, tidak datang.

Sudirman yang mengenakan batik coklat berlengan panjang pun segera membuka acara coffee morning. Di awal sambutan, tiba-tiba Sudirman menyinggung soal ketidakhadiran Sofyan Basir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudirman mengaku kesal, karena sudah mencoba berbagai cara untuk berkomunikasi langsung dengan Sofyan. Tetapi Sofyan sulit sekali untuk diajak bicara, titik temu sulit sekali dicapai ketika ada perbedaan pendapat dengan Sofyan.

"Pak Sofyan tidak hadir ya? Segala macam cara sudah ditempuh, bicara 4 mata sudah, 8 mata sudah, 16 mata sudah. Nanti ada pesan khusus," kata Sudirman saat membuka acara, Jumat (22/7/2016).

Dia pertama-tama mengulangi kembali pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi), PLN harus memberi peran lebih besar kepada pihak swasta dalam pembangunan pembangkit listrik program 35.000 MW.

Lalu Sudirman meminta agar PLN tidak terlalu berorientasi mencari laba. Tapi harus memikirkan pelayanan kepada masyarakat. "Saya sudah sampaikan kepada Bu Rini (Menteri BUMN), jangan jadikan PLN sebagai pencari uang, ini berbeda," ujarnya.

Setelah itu, Sudirman menegur PLN yang dianggapnya tak mau diatur, kerap memprotes kebijakan Kementerian ESDM. Dalam beberapa bulan terakhir, PLN dan Kementerian ESDM berdebat soal tarif listrik mikro hidro, Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016-2025, proyek PLTU Jawa 5, proyek HVDC, dan terakhir persyaratan lelang proyek 35.000 MW.

"Hentikan kebiasaan menkontes kebijakan pemerintah. Kontesnya di publik, padahal tidak ada satu pun Permen (Peraturan Menteri) yang disusun tanpa melibatkan PLN. Listrik itu bukan urusan kehebatan, tapi urusan teknis," katanya.

Sudirman mengingatkan 'orang tua' alias kementerian teknis yang berada di atas PLN bukan hanya Kementerian BUMN, tapi juga Kementerian ESDM. "Orang tua PLN itu dua, ESDM dan BUMN," dia menegaskan.

Dirinya mengaku sudah lama menahan diri terhadap sikap PLN. Menurutnya, kalau manajemen terus mendebat kebijakan yang dibuat Kementerian ESDM, proyek-proyek ketenagalistrikan tidak akan berjalan dengan baik.

"Hari ini saya bicara keras, hentikan mengkontes kebijakan publik. Saya sering acara sata yang undang, Dirut PLN tidak datang. Penyebab listrik sulit itu karena perilaku pimpinan. Saya sengaja terbuka karena selama ini sudah menahan diri," tandasnya.

"Masa depan mafia itu suram. Kebohongan itu tidak memiliki masa depan," imbuh Sudirman.

Tak lama setelah memberi sambutan, Sudirman pun pergi meninggalkan acara. Ketika ditanya wartawan mengenai apa yang membuat dirinya kembali menegur keras PLN, Sudirman hanya menjawab, maksud pernyataannya adalah supaya PLN tidak terus membangkang pada Kementerian ESDM. Sikap PLN membuat pasar dan masyarakat umum bingung.

"Saya cuma tadi memberikan, yang paling penting saya minta direksi PLN untuk hentikan kebiasaan menantang, memprotes regulasi karena itu akan membingungkan pasar. Regulasi itu perlu dilaksanakan supaya pasar juga tenang dan pasar ada sisi positif," pungkasnya. (wdl/wdl)

Hide Ads