Ini Strategi Pertamina Antisipasi 'Gejolak' Harga Minyak

Ini Strategi Pertamina Antisipasi 'Gejolak' Harga Minyak

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 22 Jul 2016 14:00 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir
Bojonegoro - Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan harga minyak dunia yang terjun bebas, menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh perusahaan migas, termasuk PT Pertamina (Persero).

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengakui sejumlah efisiensi perlu dilakukan guna menahan dampak turunnya harga minyak ini.

"Tantangan yang paling besar saat ini adalah harga minyak dan nilai tukar dolar. Kita ke depan belum bisa mengharapkan tembus US$ 100 per barel sehingga kita harus punya strategi membuat aktivitas efisien," ungkapnya saat berbincang dengan media di Hotel Aston, Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (22/7/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menghadapi situasi tersebut, Pertamina memiliki strategi prioritas dalam mempertahankan kinerjanya. Prioritas BUMN energi ini ialah komitmen melakukan kegiatan eksplorasi di upstream, efisiensi operasional, peningkatan kapasitas dan kualitas, pengembangan pemasaran, dan manajemen keuangan.



"Kita komit melakukan kegiatan eksplorasi. Bukan hanya mencari dan menemukan tapi juga men-develop. Artinya kita mencari prospek bukan hanya ditemukan tapi juga diproduksikan," tandasnya.

Kebutuhan minyak dalam negeri yang masih jauh dari jumlah produksi minyak saat ini membuat Pertamina fokus dalam mencari sumber-sumber ladang minyak, hingga ekspansi ke luar negeri guna memenuhi permintaan minyak di Indonesia.

"Kemampuan produksi kita 830.000 barel, demand 1 jutaan (barel). 800.000 juga karena ada lokasi Banyu Urip (MCL) di Cepu yang kasih produksi besar. Jadi selain mencari produksi domestik, kita perlu melakukan ekspansi ke luar. Meskipun cadangan minyak kita masih 3-4 miliar barel tapi kebutuhan terus meningkat. Pertamina sudah mengantisipasi itu. Tujuannya mendapatkan resources di luar yang nanti bisa kita produksikan tapi dibawa ke Indonesia. Ini membantu Indonesia mencapai ketahanan energi," pungkasnya. (feb/feb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads