ESDM: Ladang Gas East Natuna Bisa Digarap Mulai 2017

ESDM: Ladang Gas East Natuna Bisa Digarap Mulai 2017

Michael Agustinus - detikFinance
Jumat, 22 Jul 2016 17:54 WIB
ESDM: Ladang Gas East Natuna Bisa Digarap Mulai 2017
Foto: BBC
Jakarta - Kementerian ESDM menyatakan bahwa Blok East Natuna, ladang gas terbesar Indonesia dengan cadangan 46 TCF yang didiamkan sejak ditemukan pada 1973, akan mulai digarap tahun 2017.

Ditargetkan tahun depan sudah ditandatangani Production Sharing Contract (PSC) untuk Blok East Natuna sehingga kegiatan eksplorasi bisa segera dimulai oleh perusahaan migas yang menjadi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

Pengembangan Blok East Natuna bisa segera dimulai tahun depan karena konsorsium yang terdiri dari PT Pertamina (Persero), Exxon Mobil, dan PTT EP sebenarnya telah menyiapkan skenario untuk pengembangan Blok East Natuna sejak 2011 lalu. Skenario ini akhirnya dipakai oleh pemerintah setelah didiamkan selama 4 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya (pakai skenario dari konsorsium), makanya dalam term and condition sekarang tadinya kan 2 tahun programnya, kita minta dipercepat pengembangannya jadi 2017," kata Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (22/7/2016).

Wiratmaja menambahkan, konsorsium perlu menyempurnakan skenario yang disiapkan tersebut untuk disesuaikan dengan saat ini, misalnya kondisi harga minyak sekarang.

"Kalau memang bagus, pasti kita dorong. Kita kasih kesempatan konsorsium menyempurnakan kajiannya," tutupnya.

Dalam skenario tersebut, diperhitungkan bahwa tingkat pengembalian investasi (Investment Rate Return/IRR) untuk East Natuna adalah 12% per tahun, sehingga modal yang dikeluarkan investor bisa kembali dalam waktu kurang lebih 8 tahun.

Untuk mencapai IRR sebesar 12%, sejak 5 tahun lalu konsorsium yang dipimpin Pertamina telah mengusulkan sejumlah insentif, seperti pengurangan pajak, perpanjangan durasi kontrak, investment credit, dan sebagainya.

Sedangkan untuk mencegah gas CO2 menyembur dan mencemari udara saat pengeboran di Natuna, Exxon Mobil telah menyiapkan teknologi dan metode khusus.

Skenario tersebut telah menyiapkan solusi untuk masalah keekonomian dan teknologi pemisahan CO2 yang selama ini disebut-sebut sebagai kendala utama pengembangan Blok East Natuna. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads