Ditargetkan tahun depan sudah ditandatangani Production Sharing Contract (PSC) untuk Blok East Natuna sehingga kegiatan eksplorasi bisa segera dimulai oleh perusahaan migas yang menjadi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Pengembangan Blok East Natuna bisa segera dimulai tahun depan karena konsorsium yang terdiri dari PT Pertamina (Persero), Exxon Mobil, dan PTT EP sebenarnya telah menyiapkan skenario untuk pengembangan Blok East Natuna sejak 2011 lalu. Skenario ini akhirnya dipakai oleh pemerintah setelah didiamkan selama 4 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiratmaja menambahkan, konsorsium perlu menyempurnakan skenario yang disiapkan tersebut untuk disesuaikan dengan saat ini, misalnya kondisi harga minyak sekarang.
"Kalau memang bagus, pasti kita dorong. Kita kasih kesempatan konsorsium menyempurnakan kajiannya," tutupnya.
Dalam skenario tersebut, diperhitungkan bahwa tingkat pengembalian investasi (Investment Rate Return/IRR) untuk East Natuna adalah 12% per tahun, sehingga modal yang dikeluarkan investor bisa kembali dalam waktu kurang lebih 8 tahun.
Untuk mencapai IRR sebesar 12%, sejak 5 tahun lalu konsorsium yang dipimpin Pertamina telah mengusulkan sejumlah insentif, seperti pengurangan pajak, perpanjangan durasi kontrak, investment credit, dan sebagainya.
Sedangkan untuk mencegah gas CO2 menyembur dan mencemari udara saat pengeboran di Natuna, Exxon Mobil telah menyiapkan teknologi dan metode khusus.
Skenario tersebut telah menyiapkan solusi untuk masalah keekonomian dan teknologi pemisahan CO2 yang selama ini disebut-sebut sebagai kendala utama pengembangan Blok East Natuna. (ang/ang)











































