Blok Tuna yang dioperasikan oleh Premiere Oil Tuna BV akan segera memasuki tahap produksi setelah eksplorasi berhasil menemukan cadangan minyak. Produksinya diperkirakan antara 7.000 sampai 15.000 barel per hari (bph).
Namun, produksi minyak di Blok Tuna tidak akan mencapai skala keekonomian apabila tidak diberi insentif-insentif oleh pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiratmaja berjanji akan mengebut pembahasan insentif untuk pengembangan Blok Tuna. Ditargetkan Blok Tuna bisa mulai memasuki tahap produksi tahun 2017.
Sebab, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan pengembangan migas di Natuna untuk menegakan kedaulatan Indonesia. Seperti diketahui, 30% perairan Natuna diklaim oleh China sebagai wilayahnya.
"Regulasinya sedang kita diskusikan. Blok Tuna itu sudah ada discovery. Kalau fiscal term, pajak, split seperti sekarang nggak ekonomis. Jadi kita perlu pertimbangkan pemberian insentif, sedang dalam pembahasan, targetnya bisa mulai masuk tahap produksi tahun 2017," ucapnya.
Wiratmaja juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan melelang 4 blok migas di Natuna tahun ini, yaitu Blok Bukit Barat, Blok Dorang, Blok Emas Putih, dan Blok East Natuna.
Lalu tahun depan 2 blok migas di Natuna juga akan dilelang, yaitu Blok Durian dan Blok South Natuna. Sementara 3 blok, yaitu Blok Baronang, Blok Cakalang, dan Blok Pari diterminasi alias putus kontrak karena KKKS yang mengelolanya tidak melakukan kegiatan.
"Ada 6 WK (Wilayah Kerja/blok) yang kita siapkan untuk lelang. Tahun ini 4 WK. Dan 3 WK di Natuna akan kita terminasi," tutupnya. (ang/ang)











































