Cari Minyak di Tuban, Pertamina 'Ngebor' Sampai 2.600 Meter

Cari Minyak di Tuban, Pertamina 'Ngebor' Sampai 2.600 Meter

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 22 Jul 2016 20:10 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir
Tuban - PT Pertamina (Persero) juga terus mencari lokasi-lokasi baru yang menjadi sumber cadangan minyak di Indonesia. Salah satunya adalah Sumur Tapen yang berlokasi di Desa Sidoharjo, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan eksplorasi ini dilakukan sejak 15 Juni 2016 lalu oleh PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) yang juga merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah naungan SKKMigas. Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam langsung memimpin kunjungan ke wilayah kerja yang sudah melakukan drilling ke tiga sumur.

"Jadi ini adalah sumur yang ke tiga. Sumur ini masih sumur eksplorasi yang tahapannya masih deliniasi. Kita di sumur 1 sudah berhasil dan sudah diproduksikan meski saat ini sudah mulai menurun dengan cara POP (Put on Production). Dan kita harapkan sumur ini nanti total depth-nya sekitar 2.600 meter. Saat ini sudah mencapai 2.074 meter. Jadi mudah-mudahan sebentar lagi tercapai," kata Syamsu di sela-sela kunjungannya di WK Tapen II, Desa Sidoharjo, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat (22/7/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah proses drilling ini selesai, akan ada beberapa tahap penyelesaian selanjutnya untuk kemudian sampai pada tahapan Plan of Development, yang akan mengetahui berapa nantinya target produksi yang dapat diperoleh dari lokasi ini.



"Target produksi nanti dihitung dengan Plan of Development (POD). Kita harapkan paling tidak bisa menambahkan 2.000-3.000 barel per hari. Sekarang 3 sumur eksplorasi, nanti kita hitung lagi berapa penambahan sumurnya. Kemungkinan tidak terlalu banyak. Tapi kita harapkan 2017 POD-nya selesai dan kita langsung melaksanakan POD dan produksi secepatnya," tambahnya.

Eksplorasi di WK Tapen II ini juga telah menggunakan fasilitas pemboran dengan jenis teknologi cyber terbaru yang memiliki kekuatan 1000 HP (Horse Power) dari Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI). Dengan teknologi ini, presisi untuk melakukan pemboran pun dapat menjadi efisien dalam waktu dan lebih ekonomis.

"Rig yang kita pakai adalah teknologi terbaru jenis cyber dengan 1000 HP (Horse Power). Itu 2,5 x 1000. Di Blok Cepu kami menggunakan rig yang sama juga hanya teknologi ditambahin dia bisa jalan sendiri. Rig-nya kalau mau dimobolisasi dulu itu harus di rig down dulu, secara manual dipindahkan melalui alat berat efisiensi sisi waktu, biaya juga jadi lebih ekonomis," ungkap Direktur Utama PDSI, Lelin Eprianto yang juga hadir di lokasi yang sama.



"Keunggulan dengan teknologi cyber, presisi untuk ngebor seluruh parameter dilihat di satu kabin. Hanya satu orang yang melihat di monitor 1, 2, 3, dan 4. Jadi itu membuat presisi dan performance dari pemboran lebih baik," pungkasnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Pertamina EP, Rony Gunawan mengatakan di lokasi yang sama, bahwa dana investasi yang dikeluarkan untuk Tapen 2 ini adalah sekitar US$ 7 juta sampai US$ 10 juta. Besaran dana yang dikeluarkan untuk pengeboran tergantung kepada kedalaman tanah, luas tanah, dan lainnya.

"Ini kalau di Jawa termasuk sedang. Dayanya tidak terlalu remote. Dana sekitar itu juga untuk pembebasan lahan. Pembuatan lokasi ini juga dulunya sawah, dan ladang-ladang tidak produktif ini sebelumnya," pungkas Rony. (feb/feb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads