Menteri ESDM Ingin Blok Masela Produksi Gas Tahun 2024

Menteri ESDM Ingin Blok Masela Produksi Gas Tahun 2024

Michael Agustinus - detikFinance
Selasa, 09 Agu 2016 12:33 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Menteri ESDM Arcandra Tahar mengundang Inpex Corporation, operator Blok Masela, ke Kantor Kementerian ESDM pada Jumat (5/8/2016) lalu. Dalam pertemuan dengan Inpex itu, Arcandra memberi arahan agar pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela, dipercepat.

Arcandra menargetkan revisi atas Plan of Development (POD) Blok Masela segera rampung sehingga Final Investment Decision (FID) bisa keluar pada 2018, sehingga jadwal produksi tak molor meski skema pembangunan kilang LNG diubah dari offshore (lepas pantai) menjadi onshore (di darat).

Diharapkan gas dari Lapangan Abadi, Blok Masela, bisa mulai mengalir (onstream) pada 2024. Arcandra optimistis hal itu bisa dicapai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ah, teman-teman ini tahu saja (arahan dalam pertemuan dengan Inpex). Insya Allah (Blok Masela) bisa (produksi tahun 2024)," ujar Arcandra saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta (9/8/2016).

Namun Arcandra belum dapat merinci langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan supaya jadwal produksi gas dari Masela tak molor. "Kita lihat nanti bagaimana hasil kajiannya," ucapnya.

Sementara itu, Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, mengatakan bahwa percepatan yang bisa dilakukan misalnya dengan menyelesaikan beberapa proses secara bersamaan. Contohnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bisa diurus berbarengan dengan Front End Engineering Design (FEED), tak perlu menunggu FEED selesai.

"Misalnya proses-proses yang bisa tidak dilakukan, yang lama-lama dipercepat, proses-proses yang serial bisa dibuat paralel seperti AMDAL berbarengan dengan FEED," kata Wiratmaja.

Tim dari pemerintah dan Inpex akan rapat setiap minggu untuk mempercepat pengembangan Blok Masela. Perkembangan setiap minggu akan terus dilaporkan pada Menteri ESDM.

Bila FID bisa dikejar pada 2018, pengembangan Blok Masela tak molor meski menggunakan skema onshore. "Jadi minggu depan bergerak terus, tiap minggu tim ini laporan ke Pak Menteri. Targetnya diefisiensi jauh lebih cepat, FID-nya 2018, jadi start FID sama persis dengan kalau offshore," Wiratmaja mengungkapkan.

Dari pihak Inpex, mereka meminta insentif dari pemerintah agar Blok Masela cukup ekonomis untuk dikembangkan. Insentif diperlukan supaya Internal Rate Return (IRR) mencapai 15%, artinya tingkat pengendalian modal investasi yang dikeluarkan 15% per tahun. Insentif untuk Inpex akan mulai dibahas pekan depan.

"Inpex kan sebagai investor selalu minta kalau bisa IRR yang atraktif untuk mereka, di kisaran kira-kira 15%. Mereka minta beberapa insentif, nanti kita bahas minggu depan," pungkasnya. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads