Sebelumnya, saat kisruh proyek kilang LNG Masela antara Kementerian ESDM dan Kemenko Kemaritiman beberapa waktu lalu, ESDM dan menyebut skema onshore bakal membuat jadwal produksi Masela molor setidaknya 2 tahun.
Namun kini ESDM berpendapat lain setelah melihat perkembangan-perkembangan terbaru. Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, mengungkapkan Inpex Corporation, operator Blok Masela, bergerak cepat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan skema onshore untuk proyek kilang LNG Masela.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak diputuskan Pak Presiden, Inpex sudah menghitung kembali, dia nggak diam. Dari diskusi yang kita lakukan, Inpex dan Shell sudah memiliki FS untuk offshore dan onshore. FS-nya nggak usah diulang lagi, langsung saja ke detil POD. Target kita Final Investment Decision (FID) akhir 2018," kata Wiratmaja dalam diskusi di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (6/8/2016).
Maka revisi POD bisa segera rampung sehingga FID bisa keluar pada 2018, dan jadwal produksi tak molor, gas bisa mengalir mulai 2024. "Pak Menteri meminta evaluasi di SKK Migas dan ESDM bisa dipercepat. Kita berharap (jadwal produksi) sesuai waktu usulan offshore," ujar Wiratmaja.
Dia menambahkan, Inpex telah mengajukan beberapa usulan insentif agar pengembangan Blok Masela dengan skema onshore bisa ekonomis. Usulan insentif ini akan dibahas dalam Tim Ad Hoc yang terdiri dari Kementerian ESDM, SKK Migas, Inpex, dan Shell.
Tim ini akan rapat setiap minggu. Perkembangan dari minggu ke minggu akan terus dipantau Menteri ESDM. "Minggu ini kita ketemu sudah bergulir. Ada Tim Ad Hoc untuk mempercepat prgram ini. Ada beberapa usulan (insentif), nanti dibahas di Tim Ad Hoc, biarkan tim mengkaji," tutupnya. (wdl/wdl)











































