Minta Direktur Ditambah 2 Orang, Ini Penjelasan Komisaris Pertamina

Minta Direktur Ditambah 2 Orang, Ini Penjelasan Komisaris Pertamina

Michael Agustinus - detikFinance
Jumat, 12 Agu 2016 14:15 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Dewan Komisaris PT Pertamina (Persero) pada 8 Agustus 2016 lalu mengirim surat kepada Menteri BUMN Rini Soemarno, mereka mengusulkan penambahan 2 anggota direksi Pertamina.

Dalam suratnya, Dewan Komisaris mengusulkan adanya Wakil Direktur Utama dan Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia.

Deputi Bidang Energi, Logistik, dan Pariwisata Kementerian BUMN sekaligus Komisaris Pertamina, Edwin Hidayat Abdullah, menjelaskan bahwa usulan ini diajukan setelah melihat perkembangan-perkembangan terbaru Pertamina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini Pertamina memiliki banyak proyek besar dan strategis, misalnya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) 4 kilang, pembangunan 2 Grass Root Refinery (GRR) di Tuban dan Bontang.

Tapi tak ada direktur yang khusus mengawasi megaproyek itu. Hanya 1 orang Senior Vice President (SVP) yang secara khusus menangani proyek-proyek besar itu. Maka perlu seorang Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia agar semuanya berjalan lancar.

"Sekarang lihat, total proyek Pertamina berapa? Ada kilang di Tuban, 4 RDMP, semua yang kuasai siapa? Cuma 1 Senior Vice President (SVP). Mau nggak kita taruh portofolio sebesar itu di 1 SVP? Kasihan kan? Harusnya itu level director, makanya kita buat tambahan direktur," ujar Edwin saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (12/8/2016).

Sementara Wakil Direktur Utama diperlukan untuk berkonsentrasi mengatur operasional Pertamina. Sebab, Pertamina akan menjadi holding BUMN energi, Direktur Utama akan sangat sibuk dan sulit bila harus mengerjakan semuanya sendirian.

"Pertamina mau dibesarkan, hulu dibesarkan, investasi dibesarkan, mau masuk PGN. Dirut itu sudah mengelola holding besar. Yang operasi siapa yang ngurus? Harus ada orang yang benar-benar fokus di operation. Itu saja," paparnya.



Dulu tidak diperlukan direksi terlalu banyak karena proyek-proyek Pertamina tak sebanyak sekarang, situasi dan tantangannya sudah jauh berkembang.

"Seperti halnya PLN, ada proyek 35.000 MW, mana mungkin di-carry hanya oleh SVP-SVP. Dulu ada nggak megaproyek di Pertamina? Hanya 1-2, sekarang ada 4 RDMP, kilang di Tuban, Bontang, tambah lagi operasional kilang TPPI. Besar sekali," Edwin menerangkan.

Namun, Dewan Komisaris tidak mengajukan nama-nama untuk menduduki kedua posisi di jajaran direksi Pertamina. Calon akan diseleksi di Kementerian BUMN, kemudian diputuskan oleh Tim Penilai Akhir (TPA) yang diketuai oleh Presiden.

"Belum ada calon. Ini baru wacana di Dekom, ibu menteri saja belum setuju," ucapnya. (feb/feb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads