Temui Rini, Perusahaan Minyak Oman Ingin Garap Proyek Kilang Bontang

Temui Rini, Perusahaan Minyak Oman Ingin Garap Proyek Kilang Bontang

Michael Agustinus - detikFinance
Jumat, 12 Agu 2016 15:55 WIB
Foto: Muhammad Damar Wicaksono
Jakarta - Pada pukul 10.00 WIB pagi tadi, Menteri BUMN Rini Soemarno menerima kunjungan delegasi Menteri Energi Oman. Kepada Rini, mereka menyampaikan ketertarikannya untuk menggarap proyek Grass Root Refinery (GRR) Bontang.

GRR Bontang diperkirakan membutuhkan biaya investasi US$ 14 miliar, kapasitasnya 300.000 barel per hari (bph), ditargetkan selesai tahun 2023.

Rini menyambut baik keinginan National Oil Company (NOC) Oman untuk berinvestasi di Indonesia. PT Pertamina (Persero) diminta menindaklanjuti peluang kerja sama pembangunan kilang dengan BUMN perminyakan Oman ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi bahas refinery. Mereka tertarik juga di refinery sama Pak Dwi (Dirut Pertamina). Jadi mereka sangat tertarik. Ini yang sedang kita detailkan, mereka memang bicarakan Bontang," kata Rini saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (12/8/2016).

Selain Bontang, Rini menawarkan Sumatera Utara sebagai lokasi alternatif pembangunan kilang baru.

"Apakah memang Bontang yang paling cepat, apa di Sumatera Utara pokoknya kita lihat. Ini kita memang ada tambahan untuk pembangunan refinery. Kita sedang mencoba mendetailkan, mana yang paling cepat kita finalkan," papar Rini.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto berjanji akan segera menindaklanjuti peluang kerja sama dengan Oman ini.

"Jadi Oman itu kan punya interest untuk berinvestasi di kilang. Tentu saja kita dukung kalau ada investor yang akan berinvestasi di kilang. Jadi disampaikan mengenai lokasi Bontang. Nah Bontang kan posisinya masih KPBU, jadi kita akan carikan provinsi lain di Sumatera Utara sama Aceh. Tapi nanti kita akan lihat ke depannya," ujarnya.

Bila investasi dari Oman ini terealisasi, sekitar US$ 12 miliar akan masuk ke Indonesia untuk pembangunan kilang baru berkapasitas 300.000 bph.

"Masih akan kita bicarakan dengan mereka. Kilang kapasitas 300.000 bph itu kan sekitar US$10 miliar-US$ 12 miliar," pungkasnya. (feb/feb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads