Plt Menteri ESDM, Luhut Binsar Panjaitan, menyampaikan hal tersebut usai rapat dengan Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Jumat (26/8/2016).
Luhut mengatakan, mundurnya target proyek 35.000 MW ini bukan kesalahan PLN. Menurutnya, PLN sudah bekerja dengan sangat baik. Kalau 20.000-25.000 MW bisa selesai di 2019, itu sudah prestasi yang luar biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan, ada berbagai penyesuaian di lapangan sehingga jadwal COD beberapa pembangkit listrik di program 35.000 MW terpaksa mundur ke 2020.
"Ada penyesuaian di sana-sini. Tapi yang penting business process-nya itu sekarang berjalan sangat baik sekali. Nanti setelah 2019 pasti akan lebih bagus," ujarnya.
Meski program 35.000 MW molor, dia menegaskan tidak akan terjadi krisis listrik. Sebab, tambahan pasokan listrik sebanyak 25.000 MW saja sudah cukup untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Pertumbuhan listrik kita sekarang kira-kira 8% per tahun. Kalau jadi 25.000 MW sampai 2019, kira-kira kapasitas kita jadi 88.000 MW. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi kita yang 5% ditambah 3-4% di atasnya kalau bertambah 8.000 MW per tahun," tutupnya. (wdl/wdl)











































