Pembangkit-pembangkit raksasa di program 35.000 MW tersebut adalah PLTU Batang 2 x 1.000 MW di Jawa Tengah, PLTU Jawa 5 berkapasitas 2 x 1.000 MW di Banten, PLTU Jawa 7 berkapasitas 2 x 1.000 MW di Jawa Timur, dan PLTU Cilacap 1.000 MW di Jawa Tengah.
Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, menjelaskan PLTU Batang dan PLTU Jawa 7 sudah memasuki tahap konstruksi, sementara PLTU Cilacap akan segera mulai konstruksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PLTU Batang kan sudah konstruksi. PLTU Jawa 7 sudah konstruksi, AMDAL udah keluar. PLTU Cilacap AMDAL sudah keluar. PLTU Jawa 5 diambil kita, Indonesia Power ditugaskan melalui penunjukan langsung. Itu udah pasti clear," papar Sofyan saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (1/9/2016).
Pembangunan pembangkit-pembangkit raksasa ini, sambungnya, bisa saja selesai di 2019, tergantung kontraktor mana yang mengerjakannya. Kalau dikerjakan kontraktor dari China bisa lebih cepat, sedangkan kalau dikerjakan kontraktor dari Jepang lebih lama.
"Bisa (selesai 2019). Tergantung pakai EPC siapa, China atau Jepang. Kalau Jepang memang lama, tidak bisa selesai kurang dari 4 tahun," tuturnya.
Sofyan sendiri ingin Indonesia Power menggunakan kontraktor dari Jepang yang kualitasnya lebih teruji. "Indonesia Power saja (yang mengerjakan PLTU Jawa 5), nanti join pakai EPC kontraktor Jepang. Tapi kalau itu udah diserahkan ke Indonesia Power, dia bebas memilih mitra. Ini penunjukkan langsung," tutupnya. (wdl/wdl)











































