Di Malaysia, PHE akan melepas seluruh PI miliknya sebesar 30% di Blok SK-305. Lalu PI sebesar 10% di Blok 10 dan Blok 11.1 di Vietnam juga akan dilepas. Langkah ini dilakukan setelah anjloknya harga minyak dunia ke kisaran US$ 40/barel pada tahun ini.
"SK-305 kita mau lepas. Di Vietnam kita juga mau pull out," kata Presiden Direktur PHE, Gunung Sardjono Hadi, dalam diskusi di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (7/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Blok tersebut memproduksi gas sebesar 15 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) dan minyak sebanyak 1.000 barel per hari (bph).
Di Vietnam, PHE memiliki 10% kepemilikan di blok 10 dan 11.1 di Vietnam, dimana di blok tersebut PHE bekerjasama dengan Petronas, Carigali Sdn.Bhd, Petro Vietnam dan Quad Energy.
PHE terpaksa melepas keduanya dengan pertimbangan harga jual yang sudah tidak ekonomis seiring dengan penurunan harga minyak dunia.
Namun, langkah PHE untuk cabut dari Vietnam masih terganjal karena belum mendapat izin dari badan pengelola kegiatan usaha hulu migas Vietnam.
PHE diminta melakukan rehabilitasi blok-blok yang akan ditinggalkan dulu. "SKK Migas-nya sana minta di-ASR-kan dulu," ucap Gunung.
Selanjutnya, PHE akan fokus menggarap blok-blok di dalam negeri saja. Sedangkan untuk mencari migas di luar negeri, Pertamina akan melanjutkan dengan anak usaha lainnya yaitu Pertamina International Exploration and Production (PIEP).
"Kita fokus di Indonesia saja. Untuk di luar negeri sudah ada PIEP," pungkasnya. (dna/dna)











































