Luhut Minta PLN Percepat Proses Bisnis di Program 35.000 MW

Luhut Minta PLN Percepat Proses Bisnis di Program 35.000 MW

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 08 Sep 2016 15:33 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Menko Kemaritiman sekaligus Plt Menteri ESDM, Luhut Binsar Panjaitan, mengungkapkan proses bisnis untuk program 35.000 Mega Watt (MW) terlalu lambat. Ini membuat Luhut berani memastikan program 35.000 MW tak akan selesai di 2019.

Proses sejak lelang, penandatanganan Power Purchase Agreemnent (PPA), hingga financial close, memakan waktu hingga 2 tahun. Setelah itu barulah pembangkit listrik mulai konstruksi.

Menurut Luhut ini terlalu lama, PLN perlu merevisi aturan untuk mempercepat proses pengadaan pembangkit listrik di program 35.000 MW. Idealnya, PPA bisa selesai dalam 8 bulan saja. Lalu dalam 1,5 tahun sudah financial close sehingga konstruksi pembangkit listrik sudah bisa dimulai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bisnis prosesnya itu misalkan untuk sampai PPA kan 2 tahun, kalau bisa dipercepat jadi 8-10 bulan saja. Financial close juga agak lambat. Saya ingin dalam waktu 1,5 tahun sudah bisa konstruksi," kata Luhut, saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (8/9/2016).

Masukan dari Luhut ini telah disampaikan kepada PLN. Kata Luhut, kini PLN sedang mencari cara agar proses bisnis sejak tender proyek hingga financial close bisa dipercepat. "Sekarang lagi diolah semuanya sama PLN," ucapnya.

Meski demikian, molornya program 35.000 MW ini tidak akan membuat Indonesia krisis listrik. Luhut memperkirakan sekitar 25.000 MW sudah selesai pada 2019.

Berdasarkan perhitungannya, tambahan pasokan 25.000 MW sampai 2019 saja sudah mencukupi. "Kalau 23.000 MW sudah COD (commercial on date) di 2019 sudah bagus. Sisanya itu financial close dan under construction, 2020 bisa selesai," pungkasnya. (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads