Kemenperin mengharapkan agar harga gas untuk industri cepat selesai karena terus mengalami kerugian akibat biaya produksi yang tinggi.
"Kita mintanya secepatnya karena sektor industri mengalami kerugian terus," kata Sigit, di Kemenperin, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (13/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini lah yang membuat industri sulit berdaya saing sehingga menjual dengan untung yang sedikit.
"Iya (sulit untung). Ya harus diturunkan harga gasnya. 70% cost structurenya dari gas," ujar Sigit.
Sigit menambahkan, masalah harga gas juga membuat investor menunggu untuk membangun pabrik di Indonesia. Contohnya, perusahaan petrokimia asal Jerman, Ferrostaal Group, membangun pabrik petrokimia berbasis bahan baku gas di Teluk Bintuni, Papua Barat.
"Ya ini dalam kaitan pengembangan kawasan di Bintuni mereka sedang membicarakan itu. Tinggal harga nunggu harga gas. Kalau harga gasnya nggak kompetitif, investor kan gampang ini bisa menguntungkan," ujar Sigit. (hns/hns)











































