"Bagaimana industri kita mau bersaing kalau harga jual gasnya US$ 9-11 (per MMBtu). Yang tidak punya gas kayak Singapura atau negara-negara lainnya malah bisa jual US$ 5 (per MMBtu)," kata Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Rosan Roeslani, saat rapat koordinasi Kadin di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (20/9/2016).
Dia mengungkapkan, sudah seharusnya ada perubahan kebijakan dalam pengelolaan sumber daya alam, dari saat ini jadi salah satu andalan sumber penerimaan negara dari ekspor, menjadi pendorong industri domestik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi recently, jangan lagi jual batu bara terus. Tapi utamakan buat pendukung power plant. Saatnya diubah mindset sumber daya alam buat revenue ekspor, tapi jadi jembatan saja buat pengembangan industri kita," imbuh Rosan.
Menurutnya, mindset yang terbangun saat ini dalam tata kelola sumber daya alam juga akibat dari fenomena booming komoditas beberapa tahun lalu.
"Di industri selama 10 tahun terakhir lalu booming komoditas. Akhirnya jadi lupa bangun industri, dari data statistik yang terjadi adalah deindustrialisasi. Ini yang harus kita perhatikan," tutup Rosan. (wdl/wdl)