'Singapura Gasnya Impor, Kok Harganya Lebih Murah?'

'Singapura Gasnya Impor, Kok Harganya Lebih Murah?'

Muhammad Idris - detikFinance
Selasa, 20 Sep 2016 12:08 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir
Jakarta - Pengusaha menganggap ada kebijakan pemerintah di masa lalu yang membuat harga gas di dalam negeri mahal. Sementara negara lain yang tidak memiliki gas alam, bisa menjualnya ke industri dengan harga yang jauh lebih murah dari Indonesia.

"Bagaimana industri kita mau bersaing kalau harga jual gasnya US$ 9-11 (per MMBtu). Yang tidak punya gas kayak Singapura atau negara-negara lainnya malah bisa jual US$ 5 (per MMBtu)," kata Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Rosan Roeslani, saat rapat koordinasi Kadin di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (20/9/2016).

Dia mengungkapkan, sudah seharusnya ada perubahan kebijakan dalam pengelolaan sumber daya alam, dari saat ini jadi salah satu andalan sumber penerimaan negara dari ekspor, menjadi pendorong industri domestik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sumber daya alam seharusnya bukan jadi revenue driven, tapi buat sarana pendukung daya saing industri, otomatis akan ada banyak nilai tambah, kurangi kemiskinan, penciptaan lapangan kerja baru," ujarnya.

"Jadi recently, jangan lagi jual batu bara terus. Tapi utamakan buat pendukung power plant. Saatnya diubah mindset sumber daya alam buat revenue ekspor, tapi jadi jembatan saja buat pengembangan industri kita," imbuh Rosan.

Menurutnya, mindset yang terbangun saat ini dalam tata kelola sumber daya alam juga akibat dari fenomena booming komoditas beberapa tahun lalu.

"Di industri selama 10 tahun terakhir lalu booming komoditas. Akhirnya jadi lupa bangun industri, dari data statistik yang terjadi adalah deindustrialisasi. Ini yang harus kita perhatikan," tutup Rosan. (wdl/wdl)

Hide Ads